dr Sutanto Maduseno Cucu dari Alm. Soemodidjojo Pencipta Betaljemur Adammakna
Primbon, banyak orang Jawa dahulu kala yang sering membaca buku kitab ini sebagai panutan mujarab untuk menghitung sebuah perkara seperti hari baik pada saat perkawinan, mencari hari baik untuk membuka bisnis serta mengetahui watak perilaku seseorang berdasarkan wetonnya (hari lahirnya).
Ditemui Tim Gudegnet, cucu Eyang Soemodidjojo, dr Sutanto Maduseno bercerita secara singkat mengenai mendiang sang eyang. "Dahulu mendiang aktif dalam aktivitas nenepi, semedi, kemudian menciptakan karya dalam buku yang dihimpun dari buku babon eyang Tjakraningrat."
Dalam perkembangannya buku babon tersebut dikembangkan oleh Eyang Soemodidjojo dan jadilah primbon Betaljemur Adammakna. Saat melakukan lelaku spiritual itulah eyang ditemani oleh kakak dari Sutanto Maduseno yang bernama almarhum Wibatsu.
Dari kakaknya, primbon berkembang menjadi 9 judul primbon seperti Lukmanakim Adammakna, Atassadur Adammakna, Bektijamal Adammakna, Shahdhatsaahthir Adammakna, Qomarrullsyamsi Adammakna, Naklassanjir Adammakna dan Quraisyn Adammakna.
Hingga detik ini, primbon tersebut masih terus diproduksi secara massal di Kota Solo meskipun jumlahnya sudah tidak sebanyak era jaman dahulu.
Saat ditanya Tim Gudegnet terhadap penerapan buku betaljemur didalam keluarga, dr Sutanto Maduseno mengaku masih terus menggunakannya terutama dalam urusan sehari-hari seperti pernikahan, membangun rumah dan lain sebaginya.
"Apa yang ada di dalam buku termasuk sebagaian besar berasal dari adat kraton yang bisa dikenalkan ke masyarakat luas. Budaya dan tradisi ada dalam primbon tersebut jadi landasan kepercayaan pada Tuhan YME dan berdasarkan agama. Orang Jawa sebagian besar msh memandang bahwa itu sangat perlu," Tutupnya.
Sebagai informasi, Malam Penghargaan Bagi Pelestari dan Penggiat Budaya sedianya akan dilaksanakan pada Kamis 18 Desember 2014 di Bangsal Kepatihan, Kompleks Pemda DIY. Sejumlah tokoh akan dianugerahi penghargaan menurut kategori seperti Tokoh Seniman & Budayawan, Pelestari Cagar Budaya serta Lembaga Pelestari Adat-Tradisi.
Walau tidak percaya 100% tetapi bisa di jadikan dasar untuk melihat masa lalu yang sudah di lewatkan
Assalamu'alaikum....... Saya masih menyimpan buku ini. bentak jemur adamaka, peninggalan kakek saya. Dari sekian banyak cucunya hanya saya yang di kasih amanat untuk menyimpan buku tersebut.
Kirim Komentar