Tergerak oleh isu etnosentrisme, seorang pemuda Dayak Kenyah, Uyau Moris akan melaksanakan konser musik bertajuk Sounds of Journey. Ia merupakan salah satu seniman yang peduli pada isu sosial kesukuan yang sepertinya perlu disentil kembali.
"Meninggikan budaya sendiri kemudian menganggap budaya lain rendah harus dikesampingkan, setiap orang harus menghargai adat suku lain dan yang paling utama adalah mengedepankan gagasan untuk hidup secara damai," jelasnya saat berbincang-bincang dengan Tim Gudegnet.
Sounds of Journey merupakan konser yang bakal berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta pada 28 Januari 2015 pukul 19:00 WIB dengan membawakan 8 repertoar dan dikomposeri oleh Uyau Moris. Secara umum, pertunjukan ini akan menceritakan kisah sang seniman dalam upaya merespon isu antar suku itu.
Dalam konsernya nanti, ia akan mengajak pemirsa untuk kembali berintrospeksi arti hakiki hidup secara damai. ajakan ini disematkan dalam kisah retrospektif Uyau Moris yang merantau ke tanah Jawa yang kemudian membiasakan diri dengan adat istiadat Jawa dan berusaha mendalami filosofi hidup orang Jawa.
"Seperti musik, yang memiliki perbedaan namun nyatanya dapat bersatu, demikian dengan repertoar yang akan saya bawakan yang memadukan musik tradisi Dayak, Sumatra, Jawa dan alat musik konvensional lainnya," tambah sosok yang mengenyam pendidikan di ISI Yogyakarta ini.
Melalui konser inilah ia mengajak penikmat untuk turut merasakan bahwa setiap suku itu memang berbeda, namun dpat hidup secara berdampingan dan harmonis layaknya alat musik yang dimainkan secara bersama.
Kirim Komentar