Ogoh - ogoh selalu identik dengan tokoh jahat seperti butho. Namun di Jogja, ada sebuah perhelatan agung yang akan memperkenalkan ogoh - ogoh dengan bentuk flora dan fauna. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh ketua kirab budaya perayaan nyepi I Ketut Idep S pada Tim Gudegnet siang ini di SMKI yogyakarta.
" Di Bali ada Ogoh - ogoh Butho sebagai lambang sifat manusia yang jahat, sifat jahat itu harus disingkirkan dengan jalan di bakar di Pura masing - masing", jelasnya.
Agar memiliki ciri khas yang unik karena latar belakang Jogja yang identik dengan kota pendidikan, pihaknya berencana ingin mengeluarkan kreasi seni ogoh - ogoh dari tumbuhan dan juga binatang.
Dalam penyelenggaraan perdana dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi 1937 caka yg jatuh pada 21 maret mendatang, pihaknya kemudian bersama dengan Disbudpar Sleman menginisiasi Kirab Budaya Lintas Agama itu.
Ia beralasan bahwa perbedaan satu dengan yang lain merupakan kekayaan sekaligus kekuatan guna menjadikan kesenian sebagai benteng dalam menghadapi tekanan global.
"Dalam hal ini, upacara keagamaan pun dapat menjadi pemersatu umat dalam melakukan kolaborasi seni serta upaya meningkatkan toleransi ditengah kebhinekaan", tambahnya.
Ogoh - ogoh yang rencananya di kirab pada 20 maret dari sepnjang jalan Condrolukito - Masjid Blunyah Gede itu berwujud ayam, kuda dan gendruwo dari kecamatan Gamping.
"Setiap ogoh - ogoh yang dikirab wajib memiliki narasi, fungsinya yakni unt memberikan edukasi pada pemirsa yang menontonnya, sehingga, setelah pulang dari menonton kirab, ada wawasan baru yang dapat mereka bawa pulang", tukasnya.
Meski baru 19 kelompok yang akan terlibat, pihaknya yakin, event tahun depan dengan konsep serupa dapat lebih semarak lagi. "Event ini sebagai embrio, kami berharap tahun depan lebih kreatif dan variatif", pungkasnya.
Nah bagi Anda yang ingin menyaksikan kirab budaya perayaan nyepi ini, dapat mencatat jadwalnya pada 20 maret 2015 , jam 13.00 - 14.30 disepanjang jalan Condrolukito - Masjid Blunyah Gede Yogyakarta.
Kirim Komentar