Perhelatan besar Tawur Agung Kesanga yang baru saja selesai Jumat (20/03) di Pelataran Selatan Candi Prambanan, Yogyakarta menyisakan sebuah pertanyaan. Ada sebuah persembahan yang coba dikulik secara dalam oleh Tim Gudegnet kepada Ketua Parisada Hindhu Yogyakarta, Ida Bagus Agung.
Dalam upacara ini, tak lepas dari yang namanya Banten Caru, apa sih sebenarnya banten caru ini?, mari kita intip satu per satu mengenai makna yang terkandung didalamnya.
Menurut Ida Bagus Agung, Banten Caru merupakan sebuah persembahan yang dilakukan oleh umat Hindhu karena umat sadar betul setiap detik, setiap waktu mereka menggunakan semesta alam. Unsur tersebut antara lain berupa Panca Maha Butha yang terdiri atas tanah, air, api, udara dan matahari.
"Banten memiliki arti sarana sedangkan caru indah atau harmoni, sehingga dapat disimpulkan menjadi sarana untuk mengharmonikan alam", tukasnya.
Secara mendalam Ida Bagus Agung bercerita bahwa dalam upacara tawur agung, umat manusia melakukan penghormatan kepada semesta alam melalui upacara caru tersebut. Ada sebuah upaya mulia yang dilakukan umat agar terjadi keharmonisan anatara Buana Agung (alam semesta) dengan Buana Alit (umat manusia).
"Dalam rangka menyongsong Nyepi inilah kami melakukan dua upacara yakni Sedakah Segare (melasti) dan juga Tawur Agung yang nantinya disambut dengan catur brata", tambahnya.
Catur Brata (empat pengendalian) dalam Hindhu memiliki 4 ritual yang wajib dilakukan oleh umat saat Hari Raya Nyepi. Lelaku yang dilaksanakan yaitu Amati Geni, sebuah ritual yang dilakukan oleh umat untuk tidak menyalakan api, maksudnya yakni agar umat Hindhu dapat mengendalikan nafsu yang panas, amarah.
Ritual kedua berupa Amati Lelungan, yang berarti umat tidak diperkenankan untuk bepergian, wajib melakukan samadi untuk konsentrasi pikiran.
Ritual ketiga berupa Amati Karya, yaitu tidak melakukan pekerjaan karena dapat menimbulkan keributan. Dan yang terakhir yakni Amati Lelanguan yang berarti tidak menghidupkan atau membunyikan sesuatu yg keras.
Sehingga dalam Banten Caru terdapat sejumlah persembahan misalnya Tawur Agung yang menggunakan binatang seekor kerbau. Umumnya dipergunakan untuk Tawur Kesanga setiap menyambut tahun baru Saka.
Kirim Komentar