Mila Rosinta Totoatmojo, seorang seorang koreografer muda dari lulusan ISI Yogyakarta mantap mendirikan Mila Art Dance (MAD) di Kawasan Wisata Kuliner Kampung Pringwulung, Sleman, Yogyakarta.
Studio tari yang menerima berbagai macam tarian baik klasik maupun kontemporer ini, mulai beroprasi semenjak 11 April itu kini telah mulai membuka kelas baru.
Saat Tim Gudegnet bertanya mengapa tidak condong ke satu genre tari, Mila berujar bahwa Jogja merupakan gudangnya para penari profesional. Dikota ini, berdiri ratusan sanggar yang tentunya bakal mewarnai dunia seni tari dikota budaya itu. Namun, keindahan itu muncul karena sebuah perenungan Mila yang cukup panjang.
"Masih adanya tembok penyekat antar genre menjadi jarang ada sebuah pertemuan antar ragam tari", terangnya.
Sebagai contoh, satu sanggar terkadang hanya fokus pada satu genre. Impian Mila mendirikan studio tari, ditujukan untuk mewadahi perbedaan sekaligus dijadikan sebagai laboratorium seni untuk menyatukan ragam kekayaan tari tersebut.
Dalam acara pembukaan kemarin, Mila mengajak 7 orang seniwati untuk tampil yang dibungkus dalam sebuah tema bertajuk Tinta Tari. Ke - 7 koreografer Selain Mila yakni Uti Setyastuti, Arjuni Prasetyorini, Ayu Permata Sari, Elisabeth Nur Nilasari, Dwi Windarti, Lalita Atikandhari, dan Anouk Wilke.
Dalam MAD Studio, Mila serta tim tidak hanya mengajarkan satu disiplin ilmu tari, dengan maksud ada ruang atau khasanah dalam bidang yang lain. Diharapkan, seseorang akan terbebas dari batasan ruang-ruang. Melalui konsep ini, Kedepannya diharapkan akan ada kolaborasi atau eksperimen dalam bidang seni tari.
Kirim Komentar