Disadari atau tidak, penyelenggaraan FKY dari tahun ke tahun tentunya ada kelebihan dan kekurangan. Hal ini sangat wajar mengingat sistem kepanitian propinsi jauh berbeda dengan panitia pelaksana yang ada di kabupaten kota. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Penanggung Jawab Acara FKY ke-27 Setyo Harwanto saat berbincang dengan Tim Gudegnet.
Keberagaman dan perbedaan yang terjadi dipenyelenggaraan FKY 2015 ditanggapi secara diplomatis oleh Tio mengingat potensi kepanitiaan dan pengisi acara disesuikan dengan apa yang dimiliki oleh Kabupaten kota penyelengga FKY.
"Ada juknis di penyelenggaraan di kabupaten dan kota, materi sudah kami distribusikan yang aslinya tinggal copy template aja, dan untuk media publikasinya juga kami persiapkan, namun memang ditiap kab atau kota itu harus dapat mengakomodasi kemampuan tiap daerahnya, ini yg membuat beda dengan yang ada di propinsi," terang Tio.
Menurutnya, penyelenggaaan FKY di kota lebih beragam karena banyak potensi namun di kabupaten kota penggalian potensi lebih ke tradisi, kuliner, produk kratifnya maupun di para pengisi acaranya, tambah Tio.
Sistem yang beda antara propinsi, kabupaten dan kota terletak pada panitia pelaksana. "Potensi SDM daerah dilibatkan namun kurang maksimal, nah karena dananya tidak maksimal turut berdampak puyla pada keinginan kami unt menawarkan monitoring atau fasilitasi dari kepanitiaan pusat ke daerah untuk menjaga supaya rasanya sama," ungkap Tio.
Guna menutupi kelemahan ini, pihak kepanitiaan pusat memberikan solusi berupa penerapkan struktur organisasi yang sama seperti yang ada di pusat agar terdapat keseragaman dalam penyelenggaraan. "Kekurangan-kekurangan disetiap penyelenggaraan terus kami evaluasi agar sistem pengelolaan seni budaya memiliki formulasi yang jelas dan ada penanganan yang spesial," jelas Tio.
Sebagai informasi, jumlah kunjungan FKY tahun 2015 tidak memiliki perbedaan yang signifikan meskipun diselenggarakan di wilayah Sleman. Ini menunjukkan apresiasi masyarakat ternyata bagus dan tidak menutup kemungkinan Kulon Progo, Gunung Kidul dan Bantul dapat menjadi tuan rumah berikutnya.
"Terbukti acara perpindahan ini dapat menimbulkan dampak positif berupa apresasi dan juga ada dampak ekonomisnya," tutupnya ramah.
Kirim Komentar