CIREBON - Program Travel Heritage 2015 yang diprakarsai Dinas Kebudayaan DIY telah memasuki tahap perluasan jejaring ke daerah Mitra Praja Utama. Kali ini Cirebon menjadi tujuan pertama yang diharapkan mampu memperkuat eksistensi pelestarian cagar budaya di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung pada 3 September – 2 Oktober 2015 di Cirebon.
Dinas Kebudayaan DIY mengirimkan Tim Misi Pelestarian Travel Heritage 2015 yang terdiri dari perwakilan Dinas Kebudayaan DIY, perwakilan kabupaten/kota, instansi terkait, dan perwakilan media yang ada di DIY. Tim ini akan melakukan berbagai kegiatan diantaranya menggelar sarasehan dan diskusi dengan instansi setempat membahas isu pelestarian cagar budaya serta kunjungan ke situs cagar budaya di Cirebon.
Hari ini (1/10) telah berlangsung sarasehan Travel Heritage dengan tema "Dari Jogja untuk Indonesia" di Hotel Amaris, Cirebon. Pembicara yang dihadirkan antara lain, Erlina Hidayati Sumardi, S.IP., M.M. (Kepala Bidang Sejarah, Purbakala, dan Museum Dinas Kebudayaan DIY), Drs. Dana Kartiman (Kepala Disporbudpar Kota Cirebon), dan Ir. Yuwono Sri Suwito, M.M. (Budayawan, Anggota DP2WB DIY, TACB DIY).
Salah satu pokok bahasan penting disampaikan oleh Erlina Hidayati Sumardi. Dalam materinya, Erlina mengungkapkan pentingnya menjalin sinergi dengan daerah-daerah yang memiliki kekayaan cagar budaya yang beragam. "Masalah pelestarian cagar budaya tiap daerah akan menjadi masalah bersama", terang Erlina. "Inilah salah satu tujuan Travel Heritage yaitu bersama-sama mencari solusi untuk masalah pelestarian tiap daerah", imbuhnya.
Erlina menilai, Cirebon memiliki prospek yang bagus untuk pengembangan Travel Heritage. "Yang penting Cirebon harus segera membuat regulasi untuk melindungi cagar budaya dan mengatasi kesulitan dana secara cerdas", terang Erlina saat berbincang bersama Gudegnet. "Cirebon merespon dengan baik program ini dan nanti akan kami monitor perkembangan selanjutnya apakah berhasil atau tidak", imbuhnya.
Ditemui Gudegnet di tempat yang sama, perwakilan Kraton Kasepuhan Cirebon Ahmad Jazuli dan Yovita, menyampaikan kekecewaannya terhadap Pemkot Cirebon yang dinilai tidak berpihak pada upaya pelestarian cagar budaya. Pemkot Cirebon dinilai menggunakan keterbatasan dana sebagai alasan klasik ketika diminta melakukan aksi pelestarian. "Selama ini kami bikin acara budaya sendiri, Pemkot tidak menempatkan pelestarian cagar budaya sebagai salah satu prioritas, kalau kami punya ide tidak pernah ditindaklanjuti, jadinya kami jalan mandiri aja", jelas Yovita.
Ahmad menilai selama ini Pemkot Cirebon tidak punya program kebudayaan yang berkualitas. "Sebenarnya banyak masyarakat yang kritis terhadap pelestarian cagar budaya di Cirebon, tapi semua jalan sendiri-sendiri sehingga dampaknya kurang optimal", jelas Ahmad.
"Bagi kami Travel Heritage adalah pintu gerbang dan angin segar, semoga bisa memberi spirit ke instansi terkait di Cirebon biar pemikirannya terbuka", jelas Ahmad. "Kalau Jogja saja bisa menggandeng dan mempertemukan kita dengan program seperti ini, apa Pemkot nggak malu?", tambah Yovita menutup perbincangan dengan Gudegnet.
Baca juga: Jogja Bertekad Menjadi Pelopor Pelestarian Cagar Budaya
Kirim Komentar