Bulan Suro selalu identik dengan sesuatu yang spooky, namun aktivitas yang satu ini jauh dari kata 'mengerikan' bahkan malah dekat dengan Tuhan YME. Ada sekitar 50 anggota Paseban Djati Hosoko beserta belasan seniman mengikuti upacara budaya bertajuk Hosoro Pangleburing Dosa.
Kegiatan yang berlangsung dari siang hingga jelang petang ini merupakan bentuk upacara untuk memanjatkan doa teruntuk para leluhur beserta doa untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu.
"Paguyuban Hosoko menganggap bahwa dalam falsafah Jawa, bulan ini dianggap sebagai bulan Pangaksomo atau bulan pengampunan," jelas Eka Wahyu, Seksi Acara yang diwawancarai oleh Tim GudegNet sore ini.
Saat Tim GudegNet mengikuti prosesi tersebut, ada sejumlah sesajen atau uba rampe yang telah dipersiapkan oleh penyelenggara acara.
"Banyak sekali ya seperti bumbu masakan, takir, jajan pasar, nasi golong, telur dan lain-lain," tambah Eka.
Dilokasi yang sama, RM Hanung Priyono dari Paguyuban Hosoko mengatakan bahwa kegiatan ini telah berlangsung semenjak dua puluh tahun yang lalu dan uniknya masih lestari hingga hari ini. "Upacara ini tentunya tidak memandang Anda dari agama apa, dan berapa usia Anda, semua boleh berpartisipasi disini," ungkapnya.
Uniknya, selain upacara pengampunan dosa, belasan seniman yang ikut didalamnya pun turut melakukan sket dengan tajuk "Rupa Pangaksomo Hosoro Parangkusumo". Dalam acara melukis ini tampak sejumlah seniman kenamaan Yogyakarta seperti Nunuk Ribanu, Titik Sidin serta Godod Sutejo yang turut hadir di Desa Parangkusumo tersebut.
Kirim Komentar