Gak Nyangka, Sampah Jadi Museum

Biasanya kalau Anda melihat sampah disekitar, maka sikap yang akan dilakukan yakni membuangnya. Entah itu dibuang di tong sampah, dibakar, bahkan kalau orang yang tak bertanggungjawab akan langsung dibuang ke sungai. Tidak dengan seniman asal Nigeria, Olanrewaju Tejuoso, seniman inter disiplin ini menyulap sampah menjadi barang pameran yang cukup unik.

Dengan memanfaatkan gedung bekas disebelah barat Kantor Kadin Propinsi DIY, ia bersama sejumlah volunteers menyulap tempat kotor menjadi galeri seni yang "nyeleneh". Proses pembuatan instalasi media - campur ini membutuhkan waktu 3 minggu dengan mencari barang bekas dan sampah plastik. 

Dia mencari barang-barang langka dan sampah-sampah ini disebuah tempat jual beli rongsokan didaerah Jeblok Bantul. Lihat saja, ada plastik yg dirangkai menjadi rumbai-rumbai, display sobekan kain dan kursi jamuan yang diset seperti jamuan makan internasional ala sang seniman.

Menurut media relation Bienalle 2015, Ovie Ermawati pada Tim Gudegnet mengatakan bahwa ia telah merespon bangunan yang lama tak terpakai, "ada sampah kalau di indonesia yang beberapa mulai di reuse, tapi jauh lebih banyak diantara mereka yang tak peduli,"kata Ovie. 

Untuk menyulap tempat tersebut, semenjak 7 Oktober 2015, Olan termasuk seniman yang concern. Sampai-sampai ia tak menyempatkan diri buat liburan keliling jogja demi project ini.

"Bahkan saat jadwal pencarian barang bekas, ia termasuk paling aktif membangunkan volunter untuk segera mengantarkan menuju tempat yang banyak sampahnya. Ia merupakan artis yang paling rajin," tambah ovie.

Melalui project bernama Black Market Museum inilah Olan mencoba untuk menyentil kita, mencoba memberi ruh akan sesuatu yang terlanjur menjadi barang buangan. Dengan begitu, ia tak cuma menghembuskan nyawa namun juga menanamkan nilai baru serta memgajak kita untuk selalu ingat pada proses seleksi yang berjalan tanpa kita sadari dan pertanyakan lagi.