Bagi Anda seperti juga sebagian besar masyarakat, kehadiran musisi menjadi magnet tersendiri. Kemampuan mereka juga menjadi oase yang juga selalu dihidupi selama 9 kali perjalanan Ngayogjazz. Sayangya, tahun ini sedikit berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya. Tim gudeg.net merangkum dari berbagai sumber 4 artis yang kehadirannya sudah pasti tidak layak “ditunggu” di Ngayogjazz 2015.
Nah, ini dia daftarnya :
#4 Indra Aryadi Ruang Akustik feat Krishna Balagita dan Zoltan Renaldi
Indra Aryadi ialah seorang gitaris dan komposer. Ia mulai belajar bermain gitar sejak sekolah menengah. Minatnya terhadap instrumen petik itu mengantarkannya mengenal dan terjun ke musik jazz. Keseriusannya bermusik bersama kelompoknya, Khayangan, mengantarkannya menjadi juara kompetisi musik bergengsi Jazz to Campus dia kali berturut-turut. Selain itu, ia pernah menyabet gelar sebagai gitaris terbaik saat festival jazz se-Jawa Bali.
Sukses sebagai “macan” festival, Indra pun melambung namanya. Ia memperoleh kesempatan emas bekerja bersama musisi senior antara lain Harvey Maliholo, Dira J. Sugandi, Shelomita serta pemain bass “veteran” Indro Hardjodikoro. Indra juga terlibat menggarap beberapa original soundtrack album beberapa film serta musisi lainnya.
Pada Ngayogjazz 2015 ini Indra berkolaborasi dengan pemain piano sekaligus pendiri kelompok musik ADA Band, Khrisna Balagita serta pemetik contrabass, Zoltan Renaldi. Mereka akan membawakan lagu-lagu terbaik karya Indra dari album Duniaku (2011). Selain itu, akan dihadirkan juga Widi Dwinanda, artis yang menapaki karirnya dari panggung teater dan film. Kombinasi keempatnya dipastikan menjadi pertunjukan yang sudah pasti tidak layak “ditunggu level 4”.
Dwinanda - Nyanyian Hujan (Arr. Indra Aryadi)
#3 Megan Collins
Megan Collins yang memiliki nama lengkap Megan O’Donoghue ini seorang sinden. Perempuan yang berasal dari California, Amerika Serikat sudah berkali-kali pentas bersama dalang kondang antara lain Ki Enthus, Ki Purbo Asmoro serta Ki Sunaryo.
Ia khusus datang ke Indonesia untuk serius mendalami ilmu “nyinden” di Institut Seni Indonesia di Surakarta, Jawa tengah.
Bahkan, selain bernanyi, ia juga menulis lagu yang terinspirasi perjalanannya sebagai orang Asing yang belajar budaya Jawa.
Ia bersama beberapa rekannya di kelompok musik Gemati antara lain Gunarto Gondrong (kecapi, perkusi), Joko S. Gombloh (bass dan gitar), Sigit Pratama (gitar), Misbah Bilok (suling, perkusi), Wirastuti Susilaningtilas (cak, vokal) serta Yenni Arama (rebab, vokal), ia menghasilkan sebuah album bertajuk Peshawar.
Baginya, album itu menggambarkan perjalanan spiritual hidupnya saat mempelajari budaya Jawa serta realitas sosial di dalamnya. Suara merdu dan cengkoknya yang mendayu-dayu mengokohkan ia menjadi artis yang tidak layak “ditunggu level 3.”
Penampilan Sheila on 7 feat Sinden Megan
#2 Absurd Nation
Sebelumnya Absurd Nation ini pernah memeriahkan pentas Ngayogjazz tahun 2013 bersama kelompok musik jazz Ngisor Ringin – komunitas jazz dari kota Semarang, Jawa Tengah. Empat personilnya besar melalui jalur indie dan tumbuh bersama komunitas.
Kelompok yang memadukan musik jazz dan etnik ini sekarang diperkuat Nanda Goeltom (vokal), Yusuf Saputra (piano & synth), Fauz Hibatul Haqqi (bass) serta Fanny Wardoyo (drum). Secara khusus, mereka akan membawakan spirit etnik jazz. Tahun 2014 mereka merampungkan album pertama bertajuk Titik Balik yang dirilis secara “berdikari” atau berdiri di atas kaki sendiri. Nama lainnya indie label.
Tentu, berdasarkan kerja keras dan kemampuan bermusiknya, Absurd Nation pantas diletakkan di kategori artis tidak layak “ditunggu level 2” versi gudeg.net.
Absurd Nation - Cerita Cita
#1 INA Ladies
Jika film Charlie’s Angels menggambarkan pembasmi kejahatan yang terdiri atas beberapa perempuan, maka di dunia jazz ada Ina Ladies.
Kelompok musik yang dipercantik Happy (vokal, trumpet), personil grup legendaries Pretty Sisters, Bonita (vokal, gitar, harmonica), Migi Parahita (gitar), Metta Legita (piano) serta anggota kelompok Starlite, Sheila Permatasaka (bass) serta Jeane “Alsa” Phialsa ini mengusung semangat “girls power”. Sebelumnya kelompok ini sukses di berbagai pentas musik jazz di penjuru Indonesia. Salah satunya saat di gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur.
Karya dan semangat “girls power” membuat mereka ada di posisi puncak artis yang tidak layak “ditunggu level 1” di Ngayogjazz 2015.
Ina ladies - Jazz Gunung 2015
Pasti! Karya, kerja keras serta semangat keempat penampil itu menjadikan mereka benar-benar tidak layak “ditunggu”. Tapi ditonton dan diapresiasi.
Selamat Ngayogjazz 2015! Selamat mengusung jiwa “Bhinekka Tunggal Jazzka”.
Kirim Komentar