Rangkaian kegiatan Jumenengan PA X telah dimulai di kompleks Keraton Pura Pakualaman Yogyakarta sejak Kamis pagi (7/1/2015). Tampak awak media memadati area khusus yang disediakan. Berbeda dengan liputan pada umumnya, kali ini awak media diwajibkan mengenakan pakaian tradisional Jawa bergaya Yogyakarta. Ada kisah menarik dibalik peliputan para wartawan itu.
Salah satunya Raliyanto. Wartawan yang sudah bekerja hampir lima tahun di portal kota www.gudeg.net ini mengatakan sejak semalam belajar wiru (lipatan pada kain) gaya Yogyakarta. Corak ini menggunakan lipatan sebanyak tujuh kali. Tiap lipatan selebar tiga jari.
"Prosesnya lumayan lama, " katanya. "Satu jam baru jadi. Saat pemakaian jarik tidak bisa. Jadi harus dibantu istri."
Cerita berbeda diungkapkan Andre, pewarta dari media di Jakarta. "Awalnya tugas di Bromo untuk liputan gunung Bromo yg sedang aktif," tuturnya. "Saat akan kembali ke Jakarta, saya diminta meliput di Pura Pakualaman. Seru," Ia menunturkan tidak beristirahat selama beberapa hari ini. Baginya liputan di Pura Pakualaman sangat sakral dan menantang.
Kabar terkini, sejumlah pejabat telah hadir antara lain Mensesneg Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo dan Rayi Dalem Kraton Yogyakarta.
Kirim Komentar