Masyarakat di Sampangan, Baturetno, Banguntapan, Bantul di 9 Rajab 1437 Hijriyah ini menyelenggarakan Merti Desa Dusun Sampangan yang berlangsung mulai 2 minggu yang lalu diawali dengan bersih desa, bersih makam serta pada puncak acara dilakukan kirab 17 jodhang dan persembahan wayang kulit semalam suntuk. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Lurah Baturetno, Sarjoko yang ditemui Tim Gudegnet di Balai Serbaguna Sampangan - Mantup.
"Ada 17 gunungan yang dikirab dari gedung serbaguna kemudian berkeliling kesejumlah RT yang tentunya melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang mendiami kawasan ini," ungkapnya.
Gugon tuhon dari masyarakat sekitar menerangkan bahwa warga dusun ditempat ini wajib melaksanakan merti desa, jika aktivitas tersebut tidak dilaksanakan maka penduduk sekitar akan mengalami pageblug. Peristiwa ini merujuk manakala sebuah pedusunan atau kawasan secara tiba-tiba dilanda bencana, kemudian warga dalam jumlah besar mendadak sakit atau meninggal, orang Jawa menyebutnya dengan istilah pageblug.
Melalui kegiatan ini masyarakat sekitar berupaya untuk melaksanakan dan melestarikan ritual budaya tersebut. Dikesempatan tersebut, perwakilan Dinas Pariwisata DIY menyampaikan apresiasinya dalam acara yang meriah itu. Merti desa merupakan salah satu aspek yang dapat dimasukkan dalam klausul budaya. Jika aktivitas ini terus dilestarikan, Sampangan - Mantup dapat menjadi rintisan desa budaya.
"Kami mengajak seluruh masyarakat terlibat, jika potensi berupa kesenian dan tradisi ini dipegang teguh, maka upaya untuk menjadi desa budaya dapat kami raih. Potensi didesa ini cukup banyak seperti kesenian Jathilan, Karawitan dan Merti Desa, semoga dengan adanya aktivitas tersebut, kami bisa menjadi desa budaya yang sesungguhnya," tutup Sarjoko.
Kirim Komentar