Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Namanya sesuai kartu tanda penduduk Pieter Budi Yatmo. Pria berkaca-mata bertubuh kurus kelahiran Salatiga, 29 September 1955 itu dikenal sebagai John Lennon-nya Yogyakarta karena konsisten mengamen membawakan lagu-lagu The Beatles lebih dari seperempat abad.
Saat ditemui di acara Padhang Bulan pada Selasa di kantor Mara Advertising, Baciro, Yogyakarta (26/7) Pieter mengatakan nama Lennon merupakan ide dari penggemar-penggemarnya. “Mereka bilang, cocok pak sama John Lennon. Namanya pakai Lennon saja,” katanya.
Sebelum menjadi pengamen di sekitar jalan Kaliurang, Pieter menyanyi dari rumah ke rumah. Menurutnya, ia pernah ke Surabaya, Tegal, Jakarta serta Pekalongan. “Sendirian saja,” katanya. “Yang penting dari rumah sudah bawa bekal baju seminggu.”
Saat melakukan perjalanan “into the wild” ia berusia sekitar 25 tahunan. “Itu sekitar tahun 80 an,” katanya. “Lagu-lagu yang dinyanyikan pun masih beragam semisal Bee Gees atau Rolling Stones.”
Jebolan fakultas ekonomi dari Universitas Pembangunan Negeri “Veteran” Yogyakarta ini mulai melirik jadi “spesialis” The Beatless saat kembali ke Yogyakarta. “Saat itu saya berpikir, saya harus punya sesuatu yang menarik untuk dikenal,” katanya. “The Beatles rasanya pas.”
Ketika ditanya kenapa memilih jalan Kaliurang sebagai lokasi mengamen, Pieter sendiri tidak tahu alasan persisnya. “Ini semua karunia Tuhan. Kembali ke Jogja sendiri karena Tuhan yang membimbing,”katanya.
Ia pun bersungguh-sungguh dan berjanji akan total saat memutuskan menjadi pengamen. “Pieter punya standar,” katanya. “Saya harus selesai menyanyikan satu lagu. Dan kalau tidak diberi pantang marah sama konsumen.”
Rupanya standar kerja ala Pieter ini diingat pendengarnya di sekitar jalan Kaliurang, Yogyakarta. “Itulah sebabnya mereka kalau memberi (uang) sedikit sungkan sendiri,”katanya. “Kamu mau tahu pendapatan saya?”
“Berapa pak?”
“Sebulan antara enam sampai delapan juta (rupiah),” kata pengamen yang hapal lebih dari 300 lagu The Beatles ini.
Ia bercerita dalam sehari bekerja selama empat jam. “Dua jam saat makan siang,” katanya. “Dua jam pas makan malam.” Dalam sehari Pieter yang mengatakan jalan Kaliurang sebagai “kantornya” ini mendatangi sekitar 12 restauran atau warung makan disana.
“Dua jam dapat enam tempat,” katanya. “Sisanya waktu malam.”
Tim gudeg.net lalu menghitung berapa rata-rata pendapatan yang diperoleh Pieter di satu lokasi. Dalam sehari ia bisa mendatangi 12 titik, maka dalam sebulan ada 360 titik (12 titik x 30 hari). Semisal pendapatannya Rp 6.000.000,00 sebulan maka hasil yang ia peroleh dari satu titik sekitar Rp. 16.666,00.
Meski berusia 61 tahun, pengamen yang tinggal di kawasan Terban, Gondokusuman ini enggan pensiun. “Bapak mbok ya berhenti. Kan sudah umur (tua),” katanya menirukan ucapan putranya. “Meski sudah tua saya bersyukur pada Tuhan masih diberi kesehatan dan menikmati pekerjaan ini.”
Dengan nada bangga, Pieter mengakhiri wawancara,”Pengamen itu bukan pekerjaan meminta-minta.” Lanjutnya, “Ini pekerjaan profesional. Catat itu.”
Editor : Albertus Indratno
Video I Want To Hold Your Hand - The Beatles - Covering by Pieter "Lennon" Budi Yatmo
Kirim Komentar