Pariwisata

Pedagang Pantai Congot Yogyakarta Belum Berani Hidup Dari Sektor Wisata

Oleh : Albertus Indratno / Senin, 05 September 2016 13:03
Pedagang Pantai Congot Yogyakarta Belum Berani Hidup Dari Sektor Wisata
Pengunjung sedang memancing ikan di pantai Congot, Kulon Progo, Yogyakarta pada Sabtu (3/9). Selain digunakan sebagai tempat mencari ikan, pantai ini terkenal karena memiliki fasilitas penangkaran penyu. (www.gudeg.net/Al.Indratno)


Yogyakarta, Indonesia - www.gudeg.net Sepinya kunjungan wisatawan membuat pedagang di pantai Congot, Kulon Progo ini belum berani menggantungkan rejeki dari sektor wisata.

Menurut Dwi, pedagang dan pemilik usaha Rumah Jagung Bakar yang berjualan di sana sejak Desember 2015, sepinya pengunjung karena pantai Congot kurang fasilitas dan atraksi. Perempuan yang berasal dari desa Jangkaran, kecamatan Temon, Kulon Progo ini menceritakan saat dia masih anak-anak, pantai Congot ramai pengunjung.

“Mungkin karena ini pantai pertama ya,” kata Dwi kepada tim gudeg.net pada Sabtu (3/9) di warungnya.
Namun, pembangunan di pantai Glagah yang terletak di sebelah timur justru lebih cepat. Menurutnya, di sana ada berbagai fasilitas dan atraksi yang menarik. “Banyak hotel dan losmen juga,”katanya. “Kalau di sini (pantai Congot) tidak ada apa-apa.”

Meski begitu, ia merasa percaya diri pantai Congot akan berkembang. Baginya, pantai ini memiliki daya tarik tersendiri. Selain mempunyai pasar tempat pelelangan ikan, udara pantai yang bersih bisa dimanfaatkan sebagai sarana terapi dan penyembuhan penyakit pernapasan.

“Meski penyunya datang saat akan bertelur,”katanya. “Namun, kedatangan penyu itu sendiri bisa menjadi daya tarik juga karena jarang-jarang.” Selain itu ada radar milik aparat negara yang  bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi para murid.

Sepinya pantai dari pengunjung membuat Dwi harus berpikir keras. Ia terus terang mengatakan belum berani menggantungkan rejeki dari sektor wisata. “Kalau dari Senin sampai Jumat saya kerja serabutan,” katanya. “Apa yang bisa dilakukan ya dilakukan.”

“Kalau Sabtu dan Minggu saya di warung,” katanya. Selain menjual aneka minuman kemasan, Dwi juga menawarkan jagung bakar beragam rasa seperti original, manis, pedas manis serta barbeque seharga 5000 rupiah per buah. Selama akhir pekan, Dwi mengakui Minggu menjadi hari penuh rejeki baginya.

“Sabtu dapat uang 100 ribu,” katanya. “Kalau Minggu sampai 500 ribu rupiah. Itu pendapatan kotor.”

Untuk mengatasinya, dulu ada rencana pembenahan dan penataan dari pemerintah setempat di sekitar kawasan pantai Congot. “Sayangnya, cuma dari rencana ke rencana,” katanya.

Editor: Al. Indratno

 


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM



    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini