Yogyakarta, Indonesia – www.gudeg.net Jogja International Street Performance (JISP) untuk pertama kalinya tidak akan berada di sepanjang Jalan Malioboro karena alasan anomali cuaca yang tak menentu. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh event director JISP, Bambang Paningron saat bertemu dengan rekan media di Dinas Pariwisata Provinsi DIY.
"Kami tidak ingin ambil resiko mengingat cuaca saat ini tidak menentu, padahal kan September biasanya masih kemarau," jelas Bambang.
Meskipun berbeda penyelenggaraan tempat, namun Taman Budaya Yogyakarta akan dimaksimalkan sebagai lokasi penampilan yang pastinya tidak akan kalah seru seperti di Malioboro. Saat Tim Gudegnet bertanya mengenai agenda pentas di Jogja yang tidak sebegitu banyak jika dibandingkan dengan Jepang misalnya, Bambang mengaku memang diharapkan Jogja bisa menjadi "panggung hidup" bagi seniman tari di Indonesia.
"Jogja bisa menjadi ruang budaya yang diperhitungkan terutama JISP dlm konteks wisata dan budaya. Jogja harus menjaga posisinya menjadi kota yang kaya seni tari. " tambah Bambang.
Meski memiliki fasilitas minim seperti ruang ekspresi (panggung) yang baru berjumlah belasan, Bambang yakin melalui JISP ini seniman dapat memanfaatkan momentum JISP menjadi media ekspresi bagi banyak seniman.
"Ruang ekspresi untuk sanggar tari itu kan rendah. Minimal melalui kegiatan ini dapat mendorong pemerintah untuk memberi fasilitas ruang bagi mereka." katanya.
Sebagai informasi, kegiatan JISP akan berlangsung pada 25 - 26 September mulai jam 19.00 - 23.00 WIB dengan menghadirkan seniman dan kelompok tari kontemporer dari Indonesia, Sri Lanka, Jepang, Korea dan Singapura. Total penampil selama 2 hari ada 43 pertunjukkan.
Kirim Komentar