Yogyakarta, www.gudeg.net - Semakin cepatnya pertumbuhan informasi, teknologi dan komunikasi di Indonesia membuat masyarakat harus terus berkembang menyesuaikan kemajuan zaman guna menuju masyarakat digital. Demikian informasi tersebut disampaikan dalam kegiatan Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM, kerjasama dengan Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, serta Microsoft Indonesia dengan menginisiasi Pilot Project Pelatihan Kota Pintar di 10 Kota Indonesia.
Hal tersebut diamini oleh Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Dirjen Otonomi Daerah, Ir. Gunawan, M.Sc, ketika membuka pelatihan. "Kemendagri sudah memiliki komitmen yang sangat kuat untuk pengembangan Smart City," katanya.
Hal ini dimaksudkan agar 10 kota yang dijadikan pilot project tersebut memiliki wawasan yang komprehensif mengenai konsep Kota Pintar. Poin pentingnya yakni kota - kota ini akan diajari dalam hal perencanaan strategi dan penyusunan serta presentasi problem statements yang kemudian diharapkan akan berakhir pada sesuatu yang aplikatif dan bermanfaat bagi setiap kota.
"Kota yang ditunjuk diantaranya yakni Yogyakarta, Sleman, Semarang, Serang, Tangerang, Depok, Bekasi, Sidoarjo, Kudus, dan Surakarta," tambah Gunawan.
Secara umum, keterlibatan dalam pengembangan Smart City juga telah dikukuhkan oleh Universitas Gadjah Mada. Para dosen, profesor, dan para ahli di bidangnya pun turut dihadirkan sebagai trainer dan fasilitator dalam Pelatihan Kota Pintar ini. Kementerian Dalam Negeri dan Microsoft Indonesia pun turut berkontribusi secara substansial dengan turut mengirimkan perwakilan-perwakilannya sebagai pembicara dan trainers.
Hasil akhirnya, nantinya akan ada peluncuran pilot project yang menjadi pemantik bagi kota sekunder lainnya untuk dapat mulai memajukan daerahnya melalui suatu platform digital yang sesuai dengan perkembangan teknologi.
Kirim Komentar