Yogyakarta, www.gudeg.net - Jogja sebagai daerah keistimewaan memang mendapat ruang lebih bebas dalam mengembangkan konsep seni - budaya. Selain mengembangkan potensi diri, melalui seni anak muda akan lebih percaya diri apabila memiliki kemampuan lebih. Demikian informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ir Eko Suryo Maharsono saat bertemu dengan Tim Gudegnet pagi ini dikantornya (11/11).
"Ada space dimana generasi muda sebagai penerus bangsa dapat mengaktualisasikan dari melalui kegiatan Semarak Karya Talenta Budaya 2016," katanya.
Event tersebut bakal berlangsung pada 17 - 19 November 2016 di Lapangan Parkir sisi barat Stadion Mandala Krida Yogyakarta mulai jam 14.00 - 23.00 WIB. Sejumlah kegiatan positif seperti penampilan UKM Mahasiswa dari IKPMD DIY, show komunitas dari In Line Skate, Capoera, DJ, Sket Bersama, Fashion Show, Dance Traditional & Modern hingga penampilan Ketoprak Contong, The Rain, Letto, Batiga, The Finest Tree, Dinno Alshan, Sri Redjeki, Jasmine, Zues, Acapella Mataram, dan Gamelan Modern.
"Dana Keistimewaan tidak hanya dipergunakan untuk melestarikan seni tradisional saja. Namun mulai tahun ini, kami mencoba untuk memberi ruang bagi generasi muda karena merekalah yang sebenarnya akan melestarikan seni dan budaya dimasa depan," jelas Eko.
Ia menerangkan bahwa sosok anak muda yang energik memiliki kemampuan yang besar jika mendapat acara yang bisa menampilkan aktualisasi diri sekaligis potensi diri. "Jika saat ini mereka masih dalam proses pencarian jati diri, mungkin akan sama halnya pula bila mereka belajar seni klasik. Contohnya ya seperti jika kita mau menjadi dalang. Sekarang belajar dalang dengan konsep wayang kontemporer, siapa tahu mereka jadi ingin belajar wayang dari pakem aslinya. hal semacam ini sangat mungkin terjadi," tambahnya.
Dilokasi yang berbeda, Kocil birawa, salah satu punggawa Ketoprak Contong yang mengisi dalam acara tersebut mengatakan bahwa pihaknya pun akan dengan sangat gembira tampil diajang yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut. Pihaknya berencana ingin menampilkan persembahan ketoprak spesial dengan lakon "Keris Mataram". "Ketoprak yang kami bawakan tidak kemudian seperti pakem yang ada, kami lebih kekinian sesuai dengan perkembangan jaman." katanya.
Dinno Alshan yang juga menjadi bintang tamu pada event tersebut pun mengatakan bahwa pagelaran ini sangat pas dengan konsep musik Dinno yang pop dengan nuansa budaya. "Walau benang merahnya tetep Pop, Saya mencoba untuk jadi jembatan anak muda untuk lebih kenal dengan instrumen budaya tetapi lewat lagu Pop dan Lirik." tukasnya.
Saat Tim Gudegnet bertanya mengenai persaingan dunia seni yang cukup keras akhir - akhir ini, Dinno mengaku setiap seniman dan musisi wajib memiliki karakter, menentukan tujuan bermusik, membuat materi lagu hingga cara berpromosi dan bagaimana untuk tahap marketingnya. "Jangan lupa, karya tetap sangat penting, perbanyak referensi dalam bermusik dan orisinil, pasti Kalian bisa meraihnya," tambah Dinno semangat.
Secara umum, kegiatan ini merupakan bentuk ekspresi yang mengusung spirit multikulturalisme. Layaknya sebuah salad bowl, sebuah mangkuk yang menyatukan beraneka ragam bentuk unsur kebudayaan yang berbeda, dengan salad dressing yang menyatukan alam rasa akan tetapi tidak menghilangkan karakter asli dari masing - masing unsur budaya didalamnya.
Kirim Komentar