Yogyakarta, www.gudeg.net - Prosesi Grebeg yang akan berlangsung pada (12/12) jam 08.00 WIB akan didahului oleh proses Tumplak Wajik sebagai ritual awal dalam membuat Gunungan Sekaten yang sedianya dilaksanakan sore ini (09/12) di Kagungan Dalem Magangan kompleks Kraton.
Menurut Staf Tepas Keprajuritan Kraton Ngayogyakarta Hadinigrat, prosesi ini diawali dengan penyerahan ubo rampe dari Sultan HB X kepada Pengageng II Widyo Budoyo kemudian didoakan oleh Ponco Kaji atau kaum. Setelah didoakan, wajik yang sudah ada kemudian ditumplak atau ditumpahkan untuk dibuat rangka gunungan wadon.
Selama prosesi tumplak wajik, gejok lesung menggema mengiringi aktivitas itu hingga selesai. Biasanya gejog lesung ini dibunyikan oleh abdi dalem keparak. Sebelum wajik ditumpahkan ke dalam tempat pembuatkan rangka gunungan, para ponco kaji mendoakan keselamatan Sultan dengan Luhuring Asma Dalem dan Wilusuf Asma Dalem. Doa berpusat kepada Sultan HB X sebagai raja dan memohan keselamatan bagi masyakat yang tinggal di DIY.
Secara umum, hiasan gunungan wadon berasal dari bahan dasar ketan. Setelah prosesi usai, warga akan mengoleskan Dlingo Bengle atau empon-empon yang warnanya kuning dibagian leher mereka sebagai simbol penolak bala.
Dalam peringatan Grebeg tiap tahunnya, Kraton Yogyakarta biasanya akan membuat enam macam gunungan yakni, Gunungan Bromo, Gunungan Lanang, dua buah Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. Semuanya akan dikirab pada upacara grebeg Maulud.
Kirim Komentar