Yogyakarta, www.gudeg.net - Gerakannya meliuk-liuk lincah seirama dengan suara tambur dan simbal. Setiap perayaan tahun baru Imlek, singa ini tak pernah absen. Biasa ditampilkan dengan Liong (tarian naga), penampilannya yang menghibur selalu ditunggu.
Ya, ia adalah barongsai, sebuah seni tradisi yang berasal dari Negeri Tiongkok. Menurut cerita, dahulu kala ada sebuah kerajaan yang diserang oleh kerajaan lain dengan pasukan binatang gajah. Untuk melawannya, dibuatlah tiruan boneka singa. Usaha itu berhasil, dan tarian dengan sarung yang menyerupai singa tersebut terus dimainkan hingga kini.
Barongsai pernah tak boleh tampil di depan umum, tepatnya pada masa orde baru. Waktu itu barongsai kemudian hanya disimpan di gudang-gudang milik perkumpulan Tionghoa.
Pelarangan tampil dalam waktu yang lama berdampak pada terputusnya estafet jurus-jurus dalam barongsai. Hal itu disampaikan oleh Ernest Lianggar Kurniawan, Wakil Ketua Umum Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI). “Jurus-jurusnya banyak yang hilang. Sekarang kami generasi muda yang belajar barongsai tinggal dapat sisa-sisanya” ujar Ernest.
Ernest tak ikut mengalami masa-masa sulit saat barongsai dilarang tampil. Ia tumbuh saat barongsai mulai diperbolehkan tampil di depan umum, ketika pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ernest juga menceritakan bahwa ia sempat mengalami sulitnya mengurus ijin untuk penampilan barongsai pada awalnya. Kini, barongsai bebas untuk tampil di seluruh Indonesia.
Pada perkembangannya, saat ini barongsai tak hanya dimainkan etnis Tionghoa. Tak sedikit kalangan pribumi yang ikut berkegiatan di perkumpulan barongsai. Hal ini tentu merupakan sebuah pertanda baik bahwa kesenian barongsai telah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Selain merupakan tradisi, kini barongsai juga telah dikategorikan sebagai olahraga. Pada PON XIX 2016 di Jawa Barat yang lalu, barongsai untuk pertama kalinya dipertandingkan sebagai cabang olahraga exebisi (sebagai perkenalan). Pada PON XX 2020 di Papua nanti, barongsai akan dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga resmi, bukan lagi sebagai exebisi.
Tak lama lagi, tanggal 5 hingga 11 Februari akan ada Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY). Tentunya barongsai tidak akan absen di event ini. Menariknya, pada PBTY tahun ini, tepatnya tanggal 5 Februari akan ada penampilan kolosal barongsai dan naga, sebelum akan ada juga penampilan naga raksasa. Yuk, datang dan saksikan!
Kirim Komentar