Yogyakarta, www.gudeg.net - Kedai Kebun Forum (KKF) terkenal dengan konsistensi mereka dalam mendukung upaya seniman profesional dan mahasiswa agar terus berkarya tanpa ragu. Pertemuan Tim Gudegnet dengan Pemilik KKF, yakni Yustina Neni, membawa banyak sekali informasi utamanya kemajuan seni di Jogja yang selalu memiliki ciri khas. Berikut ringkasannya.
#1 Pengalaman Neni Hingga Akhirnya Membuat KKF
Awalnya Neni bekerja pada sebuah lembaga yang sistem keuangannya didapat dari pendonor. Lembaga harus bekerja sesuai dengan aturan main, harus membuat proposal saat akan melakukan kegiatan dan membuat laporan keuangan yang sangat rigit. Hal ini tidak membuat orang yang bekerja didalamnya bergerak secara bebas dalam mengelola serta mempertahankan lembaga tersebut. Dari sejumlah tantangan ini, Neni memutuskan untuk membuat ruang kreasi sendiri bersama suami dengan membentuk KKF pada tahun 1997.
#2 KKF Sebagai Jembatan Kreatif
Neni mengatakan bahwa seniman di Jogja memiliki kemerdekaan dalam mencipta hasil kreasi seni. Hal ini sesuai dengan tujuan KKF yang memfasilitasi seniman untuk berkarya tanpa peduli pada kategorisasi seni. Ia juga mengatakan bahwa KKF merupakan ruang pergaulan yang kritis terutama pada fenomena sosial melalui aktivitas kesenian.
#3 Seniman diajak Bebas Berekspresi
KKF membantu seniman untuk memberikan ruang seni yang bisa digunakan oleh seniman untuk memajang karya. Seniman yang tak memiliki keterikatan dengan siapapun akan memiliki hasil karya asli tanpa intervensi.
#4 KKF Ajak Komunitas Bergerak Dinamis
KKF mengajak kelompok seni untuk berkomitmen dalam merekayasa seni yang segar, hidup, & konstruktif. Tak hanya itu, Neni menekankan pada komunitas untuk mandiri dalam hal pengelolaan komunitas. Independen tanpa tergantung donor. Dengan memiliki keberdayaan dalam hal keuangan, diharapkan dapat mendukung komunitas seni dan mendorong terciptanya manajemen seni yang orisinil.
#5 Begini Cara KKF agar Stabil
KKF hadir sebagai alternatif pilihan ketika peran negara untuk memberikan pelayanan kepada publik melalui ruang-ruang (kesenian) tidak berfungsi. Kenyataan itu, niscaya memberikan imbuhan identitas kepada KKF sebagai ruang publik. Konsekuensinya, sikap sosial yang muncul ini harus diimbangi dengan langkah strategis untuk bertahan hidup sekaligus mendorong terbentuknya kesadaran publik (kesenian) akan haknya pada ruang (kesenian) milik negara tersebut.
- Menerapkan subsidi silang.
- Menyediakan diri sebagai supporting system bagi bagi lembaga lain atau seniman miskin yang punya ide menarik untuk tidak ragu mewujudkan gagasannya.
- Mengembangkan semangat berbisnis.
Neni mengaku KKF hidup dalam jaman yang saat ini terus berubah mulai dari awal berdiri saat krisis moneter hingga perkembangan masalah sosial, ekonomi dan politik mutakhir. Ia berharap dengan adanya pengalaman yang banyak tersebut diharapkan KKF bisa terus eksis dalam membantu seniman baik dalam karya maupun dalam pemikiran. Klik Disini untuk Foto KKF
Kirim Komentar