www.gudeg.net, Yogyakarta - Pedagang klontong dikawasan Jalan Pasar Kembang sebelah selatan Stasiun Tugu pagi hingga sore ini harus menanggung haru karena PT KAI mewajibkan sekitar total 70 pedagang harus pindah dari kawasan tersebut. Terhitung hingga 3 bulan kedepan, ruko, perkantoran, kecamatan dan kantor polisi berangsur-angsur akan digusur. Menurut Purwaningsih, salah seorang pedagang yang sudah berdagang dari tahun 2001, mengaku hanya menggantungkan hidup dari berdagang kelontong.
"Kalau kios ini sudah ditempati bapak saya sejak tahun 82. Sedikit demi sedikit dibangun sama bapak hingga seperti sekarang ini," katanya.
Informasi mengenai penggusuran tersebut kata Purwanti, sudah dilayangkan suratnya semenjak bulan Juni 2017, tepat dibulan Ramadhan. Sehingga, selama 3 minggu itulah para pedagang mendapat teror sebanyak 3 kali yang tentunya membuat hati mereka risau serta tak tenang dalam mencari nafkah. Kata dia, belum ada dialog antara paguyuban pedagang dengan PT KAI selaku pemilik tanah sekaligus penggusur kios.
"Sampai saat ini PT KAI tidak ngaruhke (mengajak berdialog) mengenai ganti rugi atau relokasi. Tentunya kami selaku rakyat kecil meminta kejelasan PT KAI," tambahnya sembari bersedih.
Secara umum, kerugian yang Purwaningsih derita diperkirakan mulai dari bangunan, barang dagangan, etalase dan fasilitas lain diperkirakan lebih dari 500 juta. Jika tak diganti, ia mengaku kebingungan bagaimana akan memenuhi kebutuhan hidup dikemudian hari. "Di desa kami gak punya sawah, gak punya pendapatan lain selain berdagang. Oleh sebab itu, kami mohon pada pemerintah kota dan PT KAI bisa memperhatikan nasib kami," jelasnya.
Dilokasi yang berbeda, Manajer Humas PT KAI Daop 6, Eko Budiyanto yang dihubungi Tim Gudegnet melalui saluran telepon sore ini belum memberikan keterangan resmi mengenai ganti rugi yang bakal diberikan pada para pedagang.
Kirim Komentar