www.gudegnet, Yogyakarta- Festival kesenian bertajuk " Festival Sumbu Imajiner” diselenggarakan di panggung yang terletak bawah Jembatan Baru UGM. Acara ini berlangsung mulai Hari Kamis (21/) hingga Sabtu (23/9).
Eko Ferianto, S.Sn, Kasie Perlindungan Pelestarian Kesenian Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, yang juga koordinator lapangan acara ini mengatakan bahwa festival ini merupakan implementasi bahwa Kabupaten Sleman terlewati garis imajiner, mulai dari Laut Selatan, Panggung Krapyak, Tugu, hingga Gunung Merapi.
Mengenai tajuk acara, “Festival Garis Imajiner”, Eko mengatakan, “(garis) yang imajiner itu 'kan yang tidak nyata ya, artinya itu sebuah legenda atau epos. Nah, itu kita nyatakan, implementasikan dalam bentuk seni budaya,” jelasnya.
Pada hari pertama, Kamis (21/9) festival ini diawali dengan kesenian tradisional kerakyatan, kemudian dilanjutkan pawai seni budaya yang diikuti hampir 42 grup yang tersebar di Kabupaten Sleman. Malam harinya, dilanjutkan dengan Sendratari Akbar yang menceritakan kisah Danang Sutawijaya yang kemudian bergelar Panembahan Senopati, hingga mendapat daerah Alas Mentaok kemudian menjadi Kerajaan Mataram.
Sedangkan pada Jumat (22/9) pagi hingga pukul 19.30 tampil kesenian tradisional yang melibatkan sembilan grup. Malamnya, digelar pertunjukan Kethoprak Akbar yang melibatkan lima sutradara, mengangkat cerita Babad Mataram.
Festival yang baru pertama kali diadakan ini dimeriahkan oleh penampilan para penampil dari kecamatan-kecamatan di Sleman. “Penampil dari Festival ini berasal dari 17 kecamatan Kabupaten Sleman. Yang kita libatkan Sumber Daya Manusia bidang seni, budaya di Sleman ini,” kata Eko.
Hari ini, Sabtu (23/9) yang merupakan hari terakhir, mulai pukul 9.00 hingga 19.00 akan diisi dengan Pergelaran Seni Budaya Kerakyatan, yakni kesenian tradisional dan juga religius. Akan tampil berbagai grup seni budaya, diantaranya jathilan, kobrasiswa, badui, topeng ireng, dan lainnya.
Pukul 19.00 hingga 22.00, acara akan dilanjutkan dengan Pagelaran Wayang Kulit Akbar. Eko mengatakan, rencananya pagelaran wayang kulit akbar ini akan menampilkan enam dalang. Tiga dalang senior dan tiga dalang anak-anak yang merupakan prestator festival dalang cilik Kabupaten Sleman. Akan dimeriahkan juga dengan pertunjukan seni dari Kabupaten Gianyar, Bali.
"Harapan ke depan, terutama daerah-daerah yang terlewati (garis imajiner) bisa membuat acara seperti ini. Jadi kita bisa maraton dari Bantul, Kota, kemudian Sleman,” jelas Eko. Ia juga berharap agar Kabupaten Sleman dapat meneruskan kegiatan ini.
Kirim Komentar