www.gudeg.net, Yogyakarta - Layang-layang, menjadi ruang bereksplorasi bagi Kexin Zhang, perupa dari Negeri Cina. Dalam pameran bertajuk “The Kite” yang digelar di Langgeng Art Foundation ini, layang-layang dihadirkan dalam berbagai bentuk karya seni rupa kontemporer.
Dipajang juga sebuah foto Kexin mengenakan busana layang-layang. Tubuhnya menjadi rangka utama layang-layang tersebut. Busana itu ada yang berbentuk naga, yang kemudian ia gambar dengan berbagai motif daun dan bunga, mengingatkan pada corak batik. Bagian ekornya rumit dan menarik. Bentuknya panjang, ekornya menjulur, melingkar dan mengepak.
Ada tiga jenis layang-layang. Selain berbentuk naga, ada juga gaya burung dan gaya kupu-kupu. Ketiganya adalah gaya layang-layang yang diambil Kexin dari tradisi layang-layang Cina gaya klasik. Kexin telah menampilkan performance ketiga bentuk layang-layang tersebut di sebuah pesantren, klenteng, masjid, sebuah kampong pecinan di Surabaya, Semarang, Lasem, Ayutthaya (Thailand), dan Malaka (Malaysia). Daerah-daerah ini merupakan bagian dari rute yang pernah disinggahi Cheng Ho.
Dalam pameran ini dapat kita temui juga foto keluarga Cheng Ho dengan gadis-gadis Cina dan Muslim, sosok Gus Dur, pesantren, Klenteng, Borobudur. Dalam pengantar kuratorial pameran, Arahmainani dan Hairus Salim HS mengatakan, “Kexin seperti ingin menyampaikan tradisi dialog dam interaksi yang berlangsung panjang dan senyap antara Islam dan Budhisme, atau antara Cina dan Jawa, yang telah membentuk pola-pola dan monumen-monumen budaya campuran yang khas,”.
Dalam pameran ini, dapat kita nikmati karya-karya lain dalam bentuk seni rupa yang beragam, seperti video, foto, lukisan, dan instalasi.
Kirim Komentar