Gudegnet – Selasa (5/6) pameran gambar bertajuk ‘Spatial: Vision, Imagination, Reality’ dibuka di HONF Citizen Space, Jl. Langenastran Lor No. 16 A, Yk. Pameran yang berlangsung dari tanggal 5-13 Juni 2018 bercerita tentang hubungan antara pencitraan, imajinasi, dan realita yang berada pada persimpangan antara sains, psikologi, dan seni.
Spatial merupakan pameran yang mempersatukan konsep gambar dari perspektif masing-masing seniman yang terlibat. “Pameran ini sebenarnya tentang drawing, cuman kita memang pengennya nggak drawing yang harus fine art atau apa, cuman karena memang basic-nya interdisipliner, jadi ada yang dari arsitek, interior, fashion, musik, macem-macem sih. Jadi, ya, memang bagaimana konsep drawing sebenarnya dari berbagai lintas disipliner,” ungkap Irine Agrivina, kurator Spatial.
Pameran ini melibatkan 20 seniman, antara lain: Utin Rini, Ican Harem, Anna Nurwidayanti, Bonita Margaret, Ronny Sanjaya, Dhoni Yudhanto, Gamaliel, Mahaputra Vito, Bagus Satya, Rupa Bule, Ipo Hadi, Anggito Rahman, Himayasodhi, S.Gatot “Bofag” Supardi, Nadia Diandra, Daniel Bagas, Lois Nur Tya, Dwiky K.A, Farid Stevy Asta, Venzha Christ. Mereka adalah perwakilan dari seniman dengan berbagai macam latar belakang, juga usia.
Venzha Christ, sebagai direktur dari HONF Citizen Space, sekaligus salah satu seniman yang terlibat, juga menyatakan di dalam sambutannya, tentang kebanggaannya terhadap pameran ini. Baginya pameran ini bukan pameran yang bagus secara estetik, tapi keberagaman yang terdapat didalamnya yang membuatnya bangga. Ia juga membuka kesempatan bagi teman-teman yang telah hadir di HONF apabila ingin bereksplorasi lebih jauh di ruang terebut.
Karya yang dikumpulkan untuk pameran kolektif ini tidak terbatas dengan tema. Masing-masing seniman diberikan kebebasan untuk berkarya dan mengintepretasikan secara bebas konsep pameran yang telah ditentukan.
Nadia Diandra, melalui karyanya, bercerita tentang dirinya serta kehidupannya. Secara jujur karyanya menggambarkan sekumpulan dirinya dan teman-temannya dengan ekspresi yang monoton. Satu pembeda dalam karyanya mempertanyakan mengapa tiap individu harus selalu sama sebagai poin of interest.
Nadia sendiri mengaku bahwa karya-karyanya banyak yang bercerita tentang dirinya dan manusia sebagai individu. “Karyaku memang lebih banyak ke individual dan orang-orang,” jelasnya. Nadia sendiri saat ini sedang mengenyam pendidikan di ISI, Yogyakarta.
Spatial dibuka dengan penampilan dari YY.Godzilla dan Terasering. Pameran ini berlangsung sampai tanggal 13, setiap hari dari jam 13.00-18.00.
Kirim Komentar