Gudeg.net- Dua jurnalis foto Yogyakarta, Dwi ‘Oblo’ Prasetyo dan Himawan menggelar pameran foto dengan tajuk Berjarak. Pameran yang berlangsung di Kumpeni Art Space, Jalan Nyai Ahmad Dahlan No. 23 Yogyakarta ini dibuka, Rabu (22/12).
Kedua fotografer menampilkan karya fotografi yang merupakan pengalaman mereka selama masa pandemi dan dituang ke dalam sebuah cerita. Berjarak mereka analogikan sebagai kondisi pertahanan dan pencegahan namun tetap memperdulikan lingkungan disekitar.
Pria yang kerap disapa Oblo menampilkan fenomena gaya hidup baru yaitu kewajiban bermasker di dalam lingkungan keluarganya sendiri.
Bagi Oblo, pandemi Covid-19 mengharuskan semua orang untuk memakai masker, baik saat berada di dalam maupun luar rumah, terlebih tengah kerumunan.
“Di dalam rumah pun harus demikian, apabila salah satu anggota keluarga kedapatan positif Covid-19, yang positif harus diisolasi, sedangkan yang negatif tetap harus memakai masker,” ujar Oblo di lokasi pameran.
Pemakaian masker untuk mengurangi risiko penularan Covid menjadi kebiasaan baru yang positif. Namun menurut Oblo, panggilan akrab lainnya, ada juga sisi negatif dari pemakaian masker seperti tidak dapat bernafas dengan leluasa dan lainnya.
Pada hubungan sosial, pemakaian masker menjadi penghalang untuk melihat lebih detail sosok di baliknya. “Sisi lainnya, kadang kita tidak mengenali wajah orang karena terhalang masker, padahal kita kenal dan itu sempat terjadi pada saya. Jadi interaksi sosial juga sedikit terganggu,” jelasnya.
Pada pameran ini, Oblo menampilkan foto potrait setiap anggota keluarganya saat memakai masker dan tidak. “Semua tak foto, Iki yo tak foto, tapi dia tidak pakai masker,” tambah pria kelahiran Wonogiri 6 April 1967 sambil tertawa saat menunjuk foto anjing peliharaannya.
Sementara itu, Himawan pada pameran ini menampilkan sejumlah karya foto yang dihasilkannya selama berdiam diri di dalam rumah.
Bagi Himawan, di saat pandemilah dirinya menjadi sosok yang memperhatikan kehidupan lain disekitar rumahnya, seperti kehidupan serangga maupun reptil atau tumbuhan.
“Justru dari aturan di rumah itu, terciptalah beberapa karya ini. Dapat dikatakan ini merupakan respon dari kehidupan lain di rumah,” kata pria mantan jurnalis foto sejumlah kantor media di Indonesia itu.
Pandemi bagi mereka berdua yang berprofesi sebagai jurnalis foto bukan berarti tidak beraktivitas, terkungkung atau tenggelam namun harus tetap berkarya untuk masyarakat umum.
Pembukaan pameran ini dihadiri juga oleh para penggiat fotografi Indonesia seperti Don Hasman, Risman Marah dan lainnya.
Pameran terbuka untuk masyarakat umum dengan jam operasional mulai pukul 13.00 WIB-24.00 WIB dan wajib menerapkan protokol kesehatan.
Kirim Komentar