Gudegnet – Bosan dengan menu sarapan yang itu-itu saja? Di daerah Pandega Marta, di antara pemukiman mahasiswa, terdapat kuliner yang unik dan berbeda dari menu sarapan yang umum kita tau. Lontong Goreng Cik Tong, namanya.
Buka dari jam 07.00-12.00 (last order), Cik Tong menyuguhkan pengalaman berbeda dalam menyantap lontong. Rifki, pemilik warung makan ini menyebutkan bahwa proses dari Ia awal berjualan untuk sampai kesini tidaklah sebentar.
Rifki mulai berjualan dari tahun 2014 dan sempat beristirahat selama satu tahun, kemudian mulai berjualan di Pandega sejak 2016. Tidak memiliki latar belakang sebagai koki atau tukang masak membuatnya merasa perlu untuk terus berinovasi menciptakan sesuatu yang menarik.
“Awalnya jualan lontong sayur, rasanya biasa saja. Jadi saya berpikir, kalau Jogja ini kreatif, jadi apa yang bisa saya buat yang bisa laku dan menarik orang. Pengennya tetap jualan lontong, lah, terus kepikiran lontong goreng. Jadi saya browsing, ternyata udah ada. Di Malaysia dan Singapur sudah jadi makanan sehari-hari mereka. Saya coba lah, tapi pakai ciri khas bumbu Indonesia,” urainya.
Saat ini Lontong Goreng Cik Tong selain berjualan di Pandega Marta juga membuka cabang di Jalan Kaliurang atas dan di daerah UMY. Untuk lokasi persisnya belum dapat dipastikan karena masih dalam proses relokasi.
Setiap hari warung makan ini dapat menjual hingga 70 porsi. Di hari libur dan akhir pekan dapat menjual lebih banyak lagi hingga 100 porsi. Harganya terjangkau mulai dari Rp 10.000-Rp 18.000. Terdapat varian lontong goreng dan lontong goreng Indomie, dengan pilihan kuah mulai dari ayam, rendang, bahkan pecel.
Kedepannya, Rifki mengungkapkan bahwa Ia ingin agar lapaknya dapat berjualan dari pagi hingga malam. Saat ini masih dalam proses untuk mencari tempat. Ia mengaku ingin tetap berada di daerah Pandega Marta untuk lokasinya. Selain itu, Ia juga mengatakan bahwa dirinya ingin tetap berinovasi dalam menghadirkan cita rasa khas Nusantara lainnya ke pilihan menunya.
Kirim Komentar