www.gudeg.net, Yogyakarta - Salah satu rangkaian Yogyakarta Gamelan Festival tahun ini, “Gaung Gamelan” diselenggarakan Sabtu (7/7) sore. Rangkaian ini diselenggarakan di 5 titik, yakni di empat arah angin Yogyakarta dan titik nol kilometer sebagai pusatnya.
Gaung Gamelan antara lain dipersembahkan oleh HMJ Karawitan ISI Yogya, Kampus FIB UGM (sisi utara) oleh “Prasasti”; Sidomulyo, Bambanglipuro Bantul (sisi selatan) oleh “Omah Gamelan”; Bokoharjo, Prambanan Sleman (sisi timur) oleh “Sanggar Sekar Ngrayung”; dan Banyuraden, Gamping Sleman (sisi barat) oleh “Kalacakra”.
Ari Wulu, program director YGF mengatakan bahwa Gaung Gamelan mengadaptasi filosofi “sedulur papat limo pancer”, dengan titik 0 KM sebagai pancer atau pusatnya. “Gamelan ini dibunyikan di lima titik, bebarengan pukul 15.15, harapannya agar gamelan ini bisa berdengung di empat penjuru mata angin dan di jantung Kota Jogja,” kata Ari Wulu, Program Director YGF di Titik Nol, Sabtu (7/7).
“Sebenernya gaung gamelan ini ingin memberikan suasana bagaimana gamelan dibunyikan di tengah kota. Akhirnya bagaimana bunyi-bunyi gamelan itu bisa merasuk ke kehidupan temen-temen yang ada di Kota Jogja,” kata Ari di sela acara.
YGF tahun ini mengangkat tema Global Gamelan, di mana gamelan telah menjadi milik dunia. Ari mengatakan, gamelan sudah menjadi milik dunia, dan kita berfungsi sebagai pusatnya. “Kita harus bisa mengelola bagaimana gamelan itu akan dikembangkan, bagaimana sehingga gamelan ini ketika menjadi milik dunia dia tidak kehilangan akarnya,” tuturnya.
Penyelenggaraan kali ini terasa spesial, karena YGF yang di tahun-tahun sebelumnya digelar selama 3 hari, tahun ini menjadi 6 hari. Selain Gaung Gamelan, YGF juga akan diisi dengan workshop dan talkshow, yang diadakan di Museum Wayang Ukur, Tamansiswa pada 10 Juli, di Komunitas Gayam 16, Jalan Mantrigawen pada 11 Juli. Sedangkan concert akan dilangsungkan di PKKH UGM pada 13 hingga 15 Juli 2018.
Baca juga Ini Rangkaian Acara YGF #23
Kirim Komentar