Gudeg.net— Pembangunan lahan parkir untuk becak kayuh di eks Tugu BKKBN sedang berlangsung. Lahan ini direncanakan dapat menampung hinga 50 becak. Bersinergi dengan Dinas PU DIY, kantong parkir untuk becak ini diharapkan dapat mengatasi penumpukan becak di sepanjang Jalan Malioboro yang kian ruwet.
Bersamaan dengan pembongkaran oleh Dishub DIY, Dinas PU Provinsi sedang membongkar sisi baratnya. Nantinya desain akan disesuaikan dengan konsep revitalisasi Malioboro yang bertema ‘Teras Budaya’.
Bagian lantai memakai teraso, dan pinggirannya memakai bollard bulat seperti di Titik Nol. Sedang dipinggirannya akan diberi street furniture berupa lampu budaya dan bangku-bangku. Sesuai tata kala, proyek yang dimuali 8 Agustus lalu ini akan berakhir tanggal 3 November mendatang.
“Nanti becak-becak ini bisa menata sendiri parkirnya agar rapi. Dengan berjalannya konsep semi pedestrian nanti juga kan berarti pengungjung berhenti di situ, jadi ke bagian ujung Malioboro bisa menggunakan becak,” jelas Anna Febriyanti, Kabid Lalu Lintas Provinsi DIY saat ditemui di kantornya (30/8).
Becak-becak di Malioboro juga sudah disosialisasikan melalui paguyubannya. Untuk mekanisme becak di shelter atau cerukan akan diatur oleh Dishub Kota. Selain memiliki data becak di Malioboro, manajemen lalu lintas untuk becak dan andong memang ada di kewenangan kota.
“Harapan kami memang ada semacam antrian, seperti taksi bandara. Jadi nanti pengelola bisa mengatur bagaimana teknisnya,” ungkapnya lebih lanjut.
Selain di shelter ini, becak juga dapat menunggu penumpang di cerukan-cerukan sepanjang Jalan Malioboro yang berjumlah 23 buah.
Saat ini untuk shelter andong belum diadakan. “Harus satu-satu, bertahap. Tidak bisa seluruh penataan Malioboro selesai tahun ini,” ujarnya lagi.
Kirim Komentar