Gudeg.net- Ketika hampir seluruh alat rumah tangga di jaman miillenial ini menggunakan listrik,ternyata masih ada satu alat yang tak bisa tergantikan yaitu Cobek. Merupakan alat dapur yang khas untuk mengulek cabai dan bawang yang tak pernah lekang oleh waktu. Didaerah Wates terdapat seorang pengrajin cobek yang dibuat secara tradisional salahsatunya Pak Yoyo (40th). Cobek buatan Pak Yoyo terbuat dari pasir sungai yang diambil dari bawah Jembatan Bantar perbatasan Yogyakarta dan Wates. Dan dibawah jembatan itu juga dia membuat cobeknya.
Pria asli dari Kebumen ini sudah menjadi pengrajin sejak tahun 2014 dan dia memasarkan sendiri cobek nya dengan cara dipikul keliling. Cobek buatannya terbilang rapi karena dia memperhatikan detail dari sebuah cobek dengan alasan agar diminati para ibu rumah tangga. Ditangan terampil Yoyo proses pembuatan memakan waktu sekitar 4-5 hari dari proses pengambilan pasir,pencetakan hingga pengeringannya. Tidak hanya cobek yang dibuat ada juga Lumpang yang fungsinya hampir sama dengan cobek namun beda bentuknya. Keahlian Pak Yoyo didapat dari pengalamannya pada saat menjadi tukang batu didaerah Muntilan Jawa Tengah.
"Penjualan cobek tidak selalu bagus karena cobek merupakan alat rumah tangga yang pemakaiannya cukup lama, jadi tidak laku setiap hari," ungkapnya. "Tapi saya tetap membuatnya karena ini adalah pekerjaan tetap saya dan terkadang ada saja yang memesan atau warga sekitar yang membeli untuk dijual kembali," tambahnya saat diwawancara.
Harga untuk satu cobek kecil dijual kisaran Rp.25-30 ribu sedangkan yang besar Rp.45-50 ribu sedangkan untuk lumpang dijual dengan harga Rp.60 ribu. Dalam satu bulan Yoyo hanya dapat menghasilkan keuntungan sekitar Rp.1 juta. Kedua alat dapur ini dijual sekitar Wates hingga Yogyakarta dalam seminggu sekali. Peralatan tradisonal seperti cobek dan lumpang ini akan selalu ada sampai kapanpun karena bagi rasa cabai nikmat atau tidak tergantung dari benda ini.
Kirim Komentar