Sore itu (2/10) Padepokan Bagong Kussudiardja tampak dipenuhi oleh beberapa seniman,awak media dan masyarakat umum yang menyaksikan live music dan sekaligus live recording EP (mini album) Tashoora yang bertajuk Ruang Pertama Tatap Muka.
Ruang Pertama Tatap Muka merupakan acara yang diselenggarakan oleh Kua Etnika dan Tashoora dengan melibatkan penonton yang hadir untuk ikut serta dalam proses rekam suara dan gambar dalam album pertama Tashoora.
Tashoora membawakan lima lagu berjudul Tatap, Nista, Sabda, Ruang, dan Terang. Musik yang dibawakan cenderung menghentak dan sarat dengan isu-isu sosial. Seperti Nista bercerita tentang Ibu Hindun Jakarta, Terang tentang ketuhanan, Ruang tentang kemanusiaan, Tatap tentang ketuhanan, dan Sabda berbicara tentang rasisme.
Band indie asal Jogja yang dibentuk sejak September 2016, mengambil nama jalan studio tempat mereka berkumul di daerah Maguwoharjo.
Digawangi oleh Dita Permatas (vocal, akordion, kibor), Danang Joedodarmo (vocal, gitar akustik), Gusti Arirang (Vokal, Bass), Danu Wardhana (violin, vocal), Sasi Kirono (gitar, vocal), dan Mahesa Santoso (drum). Tashoora pernah tampil di sejumlah panggung musik seperti Ngayogjazz 2017, Land of Leisure 2017, Java Jazz 2018, dan Artjog 2018.
Pada proses kreatif ini Tashoora mulai dari awal lagi,“ Yang kami lakukan benar-benar mulai dari awal lagi,” tutur Danang Joedodarmo.
“Lagu –lagu yang diciptakan tentang isu-isu sosial, dan diambil dari jurnalistik, kami mencoba mengolah sumber berita dan mengolahnya menjadi sebuah lagu,” jelasnya lebih lanjut. “Tashoora harapannya Desember bisa mengeluarkan album live.”
“Berbeda dari yang sebelumnya, dalam album ini semua personil ikut sebagai vocal, bagaimana kami memperlakukan vokal sebagai suatu instrument,” tutup Danang.
Kirim Komentar