Gudeg.net - Isu pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh Keramba Jaring Apung (KJA) membuat resah Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI). Pemberian pakan berlebih dituding sebagai penyebab tercemarnya perairan.
Menyikapi hal tersebut MAI menggelar diskusi mengenai budidaya ikan air tawar dengan system Keramba Jaring Apung (KJA) yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi ikan nasional.
Acara yang diberlangsung di Hotel Grand Dafam Rohan (26/10) dihadiri oleh ketua MAI dan ratusan petani KJA dari seluruh Indonesia.
Yudi Nurul Ihsan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran menjelaskan mengenai peluang dan tantangan besar yang dihadapi oleh petani KJA. Yudi menjelaskan KJA sering dikaitkan dengan pencemaran lingkungan, seperti pemberitaan pencemaran lingkungan di Danau Toba, disebutkan pencemaran lingkungan di danau toba bukan karena ammoniac namun karena pengaruh volcano yang mempunyai racun lebih dari sianida.
Disebutkan pula laut sebagai sumber pangan oleh karena itu harus dibangun kebijakan untuk mendorong kegiatan perikanan khususnya aquaculture yaitu pembangunan perikanan harus mampu berkontribusi pada percepatan perekonomian.
Agung Sudaryono Sekjen MAI menjelaskan MAI yang berdiri sejak 2001dibentuk untuk menyatukan semua pihak untuk kemajuan aquaculture Indonesia. “KJA dianggap sebagai biang keladi pencemaran lingkungan, itu tidak benar. Penelitian dan kajian sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu dan pengaruh KJA hanya 10% terhadap lingkungan.”
“KJA hingga saat ini sudah memberikan manfaat yang banyak terhadap Negara karena menyediakan pakan sumber protein ikan, menyediakan lapangan kerja dan menyediakan lingkungan yang sehat,”papar Agung lebih lanjut.
Dalam seminar tersebut juga dilaksanakan penanda tanganan petisi yang akan ditujukan kepada presiden, terkait tudingan mengenai KJA penyebab pencemaran lingkungan, hal tersebut tidak benar. Dan menegaskan bahwa keramba bukan sumber utama pencemaran lingkungan dan apabila keramba dikurangi akan mengakhibatkan kerugian ekonomi, dan berkurangnya lahan pekerjaan yang merupakan sumber penghidupan bagi petani ikan dan masyarakat disekitar KJA.
Kirim Komentar