Seni & Budaya

Slompret Jogja, Pamerkan Audio Lawasan Mulai dari Tahun 1890

Oleh : Karni Narendra / Rabu, 14 November 2018 15:32
Slompret Jogja, Pamerkan Audio Lawasan Mulai dari Tahun 1890
Pameran Slompret Jogja di Bentara Budaya Yogyakarta (13/11) /Karni Narendra

Gudeg.net - Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) tidak pernah sepi, selalu saja memunculkan pameran yang menarik dan unik, setelah menggelar pameran lukisan di minggu lalu, kali ini BBY kembali menggelar pameran yang tidak kalah menariknya yaitu pameran audio lawasan “Slompret Jogja”.

Sederet audio lawasan mulai dari Music Box Parachute tahun 1890, Gramaphone, Turntable, Phonograph hingga koleksi audio tahun 90an tampak memenuhi ruang pameran BBY. Pameran yang diprakarsai oleh Padmaditya (Para pecinta audio lawasan) ini telah beberapa kali diselenggarakan di BBY.

Selain di Jogja, mereka juga pernah pernah berkeliling ke beberapa kota yang lainnya seperti Solo, Surabaya, Jakarta dan Denpasar.

Komunitas yang diketuai oleh Didi Sumarsidi kali ini tidak hanya menggelar pameran saja namun juga mengusung beberapa tokoh dari dunia hiburan yang melegenda dan mengharumkan nama Yogyakarta di mata masyarakat Indonesia dan dunia.

Ditemui di sela pameran, Didi mengungkapkan harapannya,”dengan adanya pameran ini kami berharap generasi yang sekarang mengetahui tokoh-tokoh tersebut, yang hanya tahu nama tapi tidak mengenalnya.”

“Seperti apa Audio tersebut melewati evolusi, pada awal abad kita mau mendengarkan satu lagu saja sudah seperti itu susahnya, sekarang 2000 lagu tinggal klik satu jari,” tutunya.

Didi juga menambahkan, “Dulu semua radio pake tabung, sekarang sudah IC, dulu semua analog sekarang digital. Tetapi ada hal-hal tertentu yang jaman dulu punya kelebihan, suara analog bagaimanapun punya kelebihan dibanding digital, kita menyebutnya suara analog lebih basah dibanding digital.”

Pameran bertajuk Slompret Jogja ini menggambarkan tokoh-tokoh legenda yang menyuarakan kebolehannya melalui radio, televise, tape recorder, piringan hitam dan alat rekam lainnya. Diibaratkan mereka sebagai corong atau slompret yang menyuarakan kebolehan mereka dalam dunia tarik suara.

Lima tokoh yang ditampilkan di sini yaitu Pak Besut yang terkenal lewat siaran radio RRI Yogyakarta dengan jargonnya yang terkenal  “Man Jamino Man”. Kemudian Kusbini seorang komposer sekaligus pencipta lagu, juga guru musik yang piawai dengan alat biola dan gitarnya. Basiyo seorang pelawak yang cerdas dan pencipta gending “Pangkur Jenggleng” yang terkenal. Kemudian Nyi Tjondrolukito, seorang sinden terkenal dengan gending “Uler Kambang”,” Kutut Manggung” dan gending-gending lainnya. Dan yang terakhir adalah Ki Hadi Sugito, seorang dalang terkenal dari Toyan. Wates, Kulonprogo yang telah merekam berpuluh-puluh cerita lakon wayang purwa.

Tertarik untuk mengenal alat musik lawasan ini? Yuk datang saja ke Bentara Budaya Yogyakarta  Jalan Suroto No. 2 Kotabaru Yogyakarta,  pameran ini berlangsung muali tanggal 13 – 23 November 2018.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    UNIMMA FM 87,60

    UNIMMA FM 87,60

    Radio Unimma 87,60 FM


    GCD 98,6 FM

    GCD 98,6 FM

    Radio GCD 98,6 FM


    JOGJAFAMILY

    JOGJAFAMILY

    JogjaFamily 100,9 FM


    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM

    MBS 92,7 FM


    ARGOSOSRO FM 93,2

    ARGOSOSRO FM 93,2

    Argososro 93,2 FM


    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini