Gudeg.net- Sepasang gamelan Sekati pusaka Kraton Yogyakarta, Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo dimainkan oleh para abdi dalem di Pogung Lor dan Kidul Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta,(19/11).
Sepasang gamelan tersebut dimainkan selama hampir satu minggu menjelang Perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada selasa,(20/11). Dengan durasi setiap 30 menit kedua gamelan ditabuh secara bergantian antara Pogung Lor dan Pogung Kidul.
Ratusan warga yang berasal dari dalam maupun luar Yogyakarta berkumpul untuk menyaksikan gamelan dimainkan jelang prosesi kondur gongso atau dikembalikannya dua gamelan keramat tersebut ke dalam Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
" Saya sengaja datang untuk menyaksikan gamelan dimainkan dan hanya setiap akan Maulud Nabi saja gamelan itu keluar dari Kraton," ujar Rahmi pengunjung dari Wonosari.
Rahmi juga menjelaskan bahwa dia percaya dengan menyaksikan gongso atau gamelan dimainkan akan mendapatkan keberkahan.
Warga berpendapat bahwa selain turut melestarikan budaya atau nguri-nguri budaya,menyaksikan miyos gongso merupakan kegiatan sakral spritual secara Islam menurut ajaran di tanah Jawa. Irama gongso yang dimainkan para abdi dalem bertempo lambat dan berirama sederhana.
Dua gamelan Sekati tersebut keluar dari Kraton melalui Prosesi Miyos Gongso yang dilakukan pada rabu (14/11) lalu dan akan dikembalikan ke Kraton melalui Prosesi Kondur Gongso pada selasa malam,(20/11) mendatang.
Kembalinya gongso ke dalam Kraton merupakan tanda bahwa berakhirnya Perayaan Sekaten yang dilaksanakan selama 18 hari di alun-alun Kraton Yogyakarta. Dan selang satu hari setelah Maulud Nabi,Kraton Yogyakarta akan melaksanan acara Grebeg Maulud pada rabu,(21/11).
Prosesi Grebeg Maulud adalah puncak acara perayaan Maulud Nabi dan Kraton akan mengeluarkan 5 buah gunungan untuk diperebutkan atau dirayah oleh warga yang menyaksikan prosesi itu.
Kirim Komentar