Gudeg.net- Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW dilaksanakan oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Prosesi Miyos Gongso Be 1952 pada Rabu malam,(14/11). Prosesi ini adalah dikeluarkannya dua perangkat gamelan Sekati pusaka Kraton Yogyakarta, Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo menuju Pagongan atau Bangsal di Masjid Gede Kauman.
Mengawali Prosesi Miyos Gongso dilakukan tradisi udhik-udhik atau menyebar uang receh yang bercampur dengan biji dan bunga di bangsal Ponconiti oleh GKR Mangkubumi,GKR Condrokirono dan GKR Hayu.
Udhik-udhik yang disebar diperebutkan oleh warga yang hadir. Dan setelah itu gamelan pusaka dibawa oleh para abdi dalem Gladag (konco abang) dengan cara dipiikul menggunakan kayu menuju Masjid Gedhe.
Setibanya di Pelataran Masjid Gedhe Kauman pada pukul 23.30 WIB, Gamelan Kyai Guntur Madu diletakan di Pagongan Kidul (selatan) dan Kyai Nogo Wilogo di Pagongan Lor (utara). Dua gamelan pusaka tersebut nantinya akan dimainkan oleh para abdi dalem secara bergantian selama satu minggu hingga jelang Hari Peringatan Maulud Nabi.
Sepanjang jalur yang dilewati prosesi gamelan pusaka ini dipadati oleh ribuan warga yang telah menunggu sejak sore hari. Mereka ingin menyaksikan prosesi yang hanya dilakukan setiap mendekati puncak perayaan Sekaten ini.
" Setiap tahun bila Sekaten saya selalu menyaksikan upacara Miyos Gongso ini dan saya sudah berada di Masjid Gedhe sebelum pukul 8 malam tadi," ujar Suharti yang datang bersama keluarga.
Suharti juga ingin menginap di Masjid Gedhe Kauman untuk melakukan ibadah dan agar bisa melihat gamelan dimainkan pada esok hari.
Setelah prosesi Miyos Gongso berakhir maka dua gamelan Sekati tersebut akan dikembalikan ke dalam Kraton dengan prosesi Kundur Gongso yang akan dilakukan satu hari jelang Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.
Kirim Komentar