Gudeg.net - Seni kerajinan Wayang Kulit Tatah Sungging, merupakan kerajinan tangan turun temurun dari nenek moyang. Disebut seni tatah sungging karena memadukan tatah dan sungging. Tatah yang berarti pahat yaitu membuat pola seni tembus berlubang. Dan Sungging adalah seni mewarnai, mewarnai di sini tidak hanya memberi warna namun juga menjiwai warna-warna yang diaplikasikan.
Seni Tatah Sungging selain untuk melestarikan budaya juga sebagai mata pencaharian sebagian besar bagi warga Pucung Wukirsari Bantul. Usaha turun temurun dari nenek moyang, hingga sekarang masih eksis di desa ini.
Demy Raharaja, salah satu anak pengrajin wayang kulit tatah sungging sekaligus ketua Desa Wisata Wayang banyak bercerita kepada gudeg.net tentang seluk beluk wayang kulit tatah sungging. Mulai dari proses pembuatan, bahan baku yang dipergunakan hingga pemasarannya.
“Proses pembuatan wayang kulit standar memakan waktu kurang lebih 3-4 hari,” jelas Demy. Bahan baku yang dipergunakan juga bermacam-macam ada yang dari kulit kerbau, kulit sapi, dan kulit kambing. “Kualitas kulit yang paling bagus adalah kulit kerbau, karena kulit kerbau lebih tebal sehingga tidak mudah melengkung dan awet,” tutur Demy seraya memperlihatkan wayang kulit yang sudah berusia 40 tahun.
Untuk menghasilkan wayang kulit diperlukan beberapa tahapan. Mulai dari proses pembersihan kulit, kemudian dibuat pola, dipahat, diwarnai dan diberi tangkai. Sebelumnya tangkai tersebut dipanasi kemudian dibentuk sesuai dengan karakter wayangnya. Tahap berikutnya adalah tahap menjahit.
Proses pewarnaannya berbeda setiap pengrajin, ada yang dirangkai terlebih dahulu baru diwarnai, adapula yang diwarnai terlebih dahulu baru kemudian dirangkai.
Tangkai yang dipergunakan juga bervariasi ada yang dari tanduk kerbau, kayu dan bambu. Tentu saja wayang premium menggunakan tanduk kerbau sebagai tangkainya.
Setelah selesai semua, wayang tersebut siap dipasarkan. Menurut Demy, Wayang premium dengan ukuran normal bisa mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Yang dimaksud wayang premium adalah wayang dengan bahan baku kulit kerbau, pewarnaan dan pahatannya lebih halus, dan tangkainya dari tanduk.
Namun adapula wayang yang seharga Rp 50.000, wayang tersebut terbuat dari kulit sapi, pahatan dan warna biasa serta tangkai dari bambu. Pengrajin juga bisa membuatkan pesanan wayang sesuai dengan budget dari pembeli.
Di Desa ini tidak hanya membuat wayang namun juga aneka souvenir yang cantik, antara lain kipas, sekat buku, miniature wayang kulit, hiasan dinding, kaligrafi dan souvenir yang lainnya.
Para pengrajin tersebut memasarkan karyanya melalui sosial media, web dan outlet. Saat ini, Desa Pucung juga sudah terdapat showroom yang memajang aneka kerajinan wayang dari pengrajin setempat.
Kirim Komentar