Gudegnet - Calon mempelai Dhaup Ageng Puro Pakualaman, BPH Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya menjalani proses siraman hari ini, di Puro Pakualaman Yogyakarta, Jumat (4/1).
Calon mempelai laki-laki dan perempuan menjalani siraman di waktu dan tempat yang berbeda. Untuk siraman Maya Lakshita dilangsungkan lebih dulu di Kepatihan Pakualaman, dan BPH Kusumo Bimantoro di Kagungan Dalem Puro Pakualaman.
Saat siraman, mempelai menggunakan kain batik motif Grompol. Mas Ngabehi Citropanambang, dari tim Pranatan Lampah-lampah Dhaup Ageng mengatakan, makna dari motif ini adalah guyun, rukun.
“Artinya ketika besok calon penganten ini sudah sah menjadi suami istri, sejak dari acara sesuci hingga besok dia selalu diiringi dengan semangat guyub rukun,” terangnya.
Sumber air yang digunakan dalam prosesi siraman ini berasal dari satu sumber air, yakni sumur yang ada di belakang Parang Karso.
Siraman sendiri bermakna menyucikan diri. “Siraman sendiri maksudnya adalah sarana penyucian diri menuju hari yang suci, yaitu proesi akad nikah,” ucapnya lagi.
Citropanambang menambahkan di samping akad, selain akad nikah, upacara Panggih yang juga dilangsungkan esok hari juga merupakan upacara yang sakral menurut tradisi Jawa, karena pengantin baru akan dipertemukan pada upacara tersebut.
Dhaup Ageng akan dilangsungkan pada 5-6 Januari 2019 mendatang di bangsal utama Puro Pakualam Sewatama. Sejumlah pejabat negara, raja-raja dari kasultanan lain, selebriti, pegiat seni termasuk dalam daftar undangan.
Kirim Komentar