Gudeg.net - Melonjaknya penumpang kereta api pramex Jogja-Solo, terlebih di saat liburan, mendorong KAI untuk terus mendesak kementrian perhubungan agar segera merealisasikan proyek KRL Jogja-Solo.
Saat ini angkutan umum kereta api masih merupakan pilihan transportasi yang paling banyak di minati masyarakat, termasuk kereta pramex dan proyeknya. Selain murah, angkutan ini juga menghemat waktu dan mengurangi kemacetan.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pramex, lintas Jogja – Solo - Kutoarjo sudah selayaknya dibangun KRL, sarana transportasi masal yang bersifat cepat.
“Animo masyarakat terhadap kereta api sangat tinggi, kedepannya layanan kereta api harus terus ditingkatkan. Terlebih untuk kereta lokal pramex wilayah Jogja-Solo - Kutoarjo, yang seharusnya sudah ada penambahan armada dan tidak lagi dilayani dengan kereta diesel,”jelas Manajer Humas DAOP VI Eko Budiyanto sewaktu ditemui gudegnet di kantornya.
Beberapa point yang sering dikeluhkan penumpang pramex di antaranya karena penumpang tidak terangkut, penumpang tidak mendapatkan tiket sehingga harus menunggu jadwal kereta berikutnya dan penumpang berdesak-desakan, padahal pramex sudah sesuai aturan yaitu 50 berdiri dan 100 duduk.
Eko menuturkan lebih lanjut, “Sudah selayaknya pemerintah harus lebih perhatian terhadap masyarakat Jogja-Solo-Kutoarjo yang menggunakan layanan kereta api.” Satu sisi jalan raya sudah macet, sisi lain kereta api armadanya kurang.
Saat ini sudah dipasang tiang-tiang LAA di Stasiun Solo Jebres, namun proyeknya tertunda karena masalah pendanaan, dan diperkiakan pertengahan bulan Januari 2019 proyeknya di mulai.
Kereta Rel Listrik (KRL) merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Kelebihan dari KRL di antaranya waktu tempuhnya relatif cepat, bersih karena tidak ada asap dan polusi dan unseat-nya cepat.
Kirim Komentar