Gudeg-net- Para pelajar dan pekerja Warga Negara Asing (WNA) mengakui sangat antusias mengikuti lomba membatik yang diselenggarakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta.
WNA yang mengikuti lomba membatik diantaranya berasal dari negara Amerika, Belanda, Thailand, Vietnam, Yaman, , China dan lainnya.
Menatulloh WNA asal Arab Saudi yang bekerja pada satu perusahaan di Yogyakarta mengatakan,dirinya sangat senang saat pertama kali diajak untuk mengikuti lomab membatik ini.
“I’m love Membatik and i learn membatik everyday after work or studying (saya sangat suka membatik dan saya mempelajarinya setiap hari sehabis bekerja atau belajar), ujarnya saat ditemui di lokasi lomba(20/1).
Berbeda dengan Menatulloh, Joana Maticakova yang berasal dari Cekoslovakia menuturkan bahwa dirinya baru sekitar 6 bulan di Yogyakarta dan sangat menyukai batik.
“Pertama kali melihat batik saya langsung menyukainya karena jenis dan motifnya yang sangat beragam dengan bermacam ornamennya,” ujar gadis yang saat ini berkuliah di ISI Yogyakarta.
Joana menuturkan bahwa dinegaranya iapun mempelajari ornamen tekstil,oleh karena itu saat ini ia mengambil jurusan Study Desain Tekstil untuk memperdalam ragam jenis kain dan tekstil di Indonesia.
“Membatik itu ternyata sangat sulit terlebih motif batik yang dilombakan saat ini namun saya sangat senang,selain belajar juga mendapatkan teman dan mengenal budaya Jawa,” tambah Joana.
Namun bagi Walid mahasiswa UMY asal Yaman menjelaskan,dirinya baru pertama kali membatik setelah sekian lama berkuliah di Yogyakarta.
“This is my first time doing membatik and i think this quite difficult buat i love Indonesian culture(ini kali pertama saya membatik dan saya pikir ini cukup sulit akan tetapi saya menyukai budaya Indonesia ini), jelas Wahid saat diwawancara.
Para WNA ini tidak hanya mempelajari budaya batik, beberapa dari mereka juga turut mempelajari Bahasa Jawa dan Alat Musik Indonesia seperti Karawitan Gamelan.
Le Ngoc Ai Nhung warga negara Vietnam yang saat ini berkulih di UNY juga menyukai batik karena keunikannya motifnya dan ia pun mempelajari bahasa Jawa.
“Sugeng Enjang, Matur Nuwun,” ujarnya.
Walaupun baru sedikit kosakata bahasa Jawa yang dipelajari namun ia akan terus mendalami bahasa Jawa,terlebih saat ini berkuliah di Yogyakarta, kata gadis yang akrab disapa Ainun tersebut.
Kirim Komentar