Gudeg.net- Simposium Internasional Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta secara resmi dibuka oleh Raja Keraton Ngyogakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengkubuwono X di Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo, Selasa (5/3).
Simposium memperingati 30 tahun Sri Sultan HB X bertahta ini akan membahas tentang naskah-naskah sejarah kuno yang hilang berkaitan dengan peristiwa Geger Sepehi yang terjadi pada tahun 1812 dimana bangsa Inggris menyerang Kraton Ngayogyakarta saat itu.
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan bahwa diperlukan waktu yang lama bagi Keraton untuk dapat menemukan dan mengembalikan sejumlah naskah yang hilang.
“Ada beberapa naskah yang dibawa oleh bangsa Inggris dan ditemukan di British Library dan akan kami bawa pulang karena itu adalah milik Keraton walau dalam bentuk lain,” ujar Sultan.
Keraton akan berusaha untuk mengembalikan seluruh naskah dan manuskrip yang berada di luar negeri. Oleh karena itu melalui simposium ini diharapkan dapat membahas persoalan yang ada terkait dengan naskah-naskah Keraton yang hilang lainnya,” tutur Sultan pada pidatonya.
Ketua Panitia Simposium Internasional Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta GKR Hayu mengatakan setelah peristiwa Geger Sepehi itu puluhan naskah dibawa oleh bangsa Inggris.
“Dampak dari peristiwa itu, ribuan naskah kuno milik Kraton Yogyakarta banyak yang dibawa ke sana dan hanya tersisa tiga buah saja yang tersimpan di museum Kraton,” ujarnya.
Bukan perkara mudah bagi kami untuk mengembalikan naskah-naskah kuno tersebut kembali ke asalnya. Setidaknya dibutuhkan waktu lima tahun untuk negosiasi agar dapat dikembalikan, kata Putri keempat Raja Yogyakarta ini.
Namun setelah terjadi negosisasi, akhirnya mendapat titik terang bahwa naskah- naskah penting itu dapat dikembalikan namun dalam bentuk digital oleh British Library Inggris.
“Sebanyak 75 naskah kuno milik Keraton yang akann dikembalikan dalam bentuk digital dan salah satunya adalah 'Teaching of Hamengku Buwono (HB) I', naskah yang berisikan cara memimpin dan pelajaran-pelajaran yang diajarkan raja pertama Keraton Mataram,” jelasnya.
Keraton mencoba mengumpulkan jejak sejarah yang selama ini hilang dan proses digitalisasi naskah kuno ini sebagai titik awal mengembalikan manuskrip di sejumlah negara.
Simposium akan berlangsung pada 5-6 Maret 2019 dan selanjutnya Keraton Yogyakarta juga akan mengadakan pameran naskah-naskah kuno tersebut di Kraton Ngayogyakarta saat puncak peringatan 30 tahun Masehi Sri Sultan HB X Bertakhta pada tanggal 7 Maret 2019.
Kirim Komentar