Gudeg.net – Bangunan cagar budaya eks Bioskop Permata pada tahun lalu mengalami beberapa perbaikan di bagian luar. Bangunan yang rencananya akan dialihfungsikan menjadi pusat studi film itu masih menggantung nasibnya tahun ini.
Perencanaan jilid dua akan meliputi bagian dalam bangunan. “Rencananya jika sempat waktunya ya akhir tahun ini. Kalau tidak ya mungkin awal tahun depan,” ujar Kepala Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya Benda Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Agus Suwarto, saat ditemui di kantornya pekan lalu.
Permasalahannya, menurut Agus, bangunan eks Bioskop Permata itu bukan hanya membutuhkan rehabilitasi konstruksi. Mengikuti fungsinya di masa depan sebagai pusat studi, bangunan ini juga harus difasilitasi.
“Fasilitasi, kan, harus berbeda. Kalau hanya rekonstruksi cepat. Nanti harus diskusi dengan pihak Pura (Pakualaman) juga. Kebutuhannya seperti apa. Kami menghibah rehab ke Pura,” ujar Agus lagi.
Sebelumnya Disbud menggandeng Balai Pelestarian Warisan Budaya (BPWB) DIY dan sejumlah Arkeolog UGM akan memulai proses rehabilitasi dalam dua tahap. Tahap pertama dikerjakan pada bulan Oktober hingga Desember 2018.
"Kami akan mengawasi rehabilitasi tahap pertama meliputi perbaikan bagian luar seperti pengecatan ulang dinding,perbaikan plafond dan bagian halaman luar,” ungkap Tim Arkeolog Pengawas Rehabilitasi Biokop Permata, F. Prihono, tahun lalu (9/10/18).
F. Prihono menuturkan bahwa Pakualaman sebagai pemilik aset hanya menginginkan agar bioskop permata tidak mangkrak dan sebisa mungkin dapat berguna bagi masyarakat.
Oleh karena itu nantinya bioskop permata akan dijadikan pusat studi dokumentasi informasi film atau menjadi gedung kesenian. Pakualam juga berharap pada akhirnya nanti bioskop permata dapat membantu anak-anak muda sebagai perpustakaan perfilman Yogyakarta.
Kirim Komentar