Gudeg.net—Memasuki transisi ke musim kemarau di akhir April hingga Mei—atau yang dikenal sebagai musim pancaroba—curah hujan di sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menurun cukup signifikan.
Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan curah hujan di bulan Mei melalui aplikasi resminya.
Di wilayah Gunungkidul, curah hujan masuk dalam kategori rendah dengan intensitas hujan sebesar 51-100mm. Namun, di sebagian besar wilayah Playen, sebagian kecil Wonosari, Nglipar, dan Patuk curah hujan berada di intensias 101-150mm.
Di wilayah Bantul, kecuali sebagian wilayah Sedayu, memiliki curah hujan dengan itensitas 51-100mm. Sebagian Kota Yogya juga memiliki intensitas curah hujan yang sama, kecuali wilayah kota bagian utara yang berbatasan dengan Sleman. Curah hujan masih pada kategori menengah.
Di wilayah Sleman, terutama Sleman Utara, intensitas hujan masih cukup tinggi di wilayah Turi, Tempel, Sleman, sebagian Cangkringan, sebagian Ngaglik, dan sebagian kecil Mlati. Wilayah yang disebutkan masih berada dalam kategori menengah dengan intensitas 151-200mm sampai 201-300mm.
Di wilayah Kulonprogo bagian utara, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh, dan Nanggulan curah hujan masih dalam kategori menengah dengan intensitas 101-150mm. Bahkan di sebagian wilayah Samigaluh intensitas curah hujan mencapai 151-200mm. Sebagian kecil wilayah Nanggulan dan Girimulyo sudah memasuki fase curah hujan rendah.
Kirim Komentar