Gudeg.net- Belasan siswa berkebutuhan khusus Madrasah Tsanawiyah (MTS) Luar Biasa/A Yaketunis mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun 2019. Mereka melangsungkan ujian tanpa menggunakan soal braille yang seharusnya mereka dapatkan untuk ujian nasional ini.
Kepala Sekolah MTS Luar Biasa Yaketunis Dania Mustikawati mengatakan, pihaknya menyediakan para relawan untuk membantu membacakan soal ujian para siswa.
“Untuk tahun ini kami menyediakan para relawan yang terdiri dari sejumlah mahasiswa berbagai perguruan tinggi di DIY untuk membantu membacakan soal bagi para siswa kami,” ujarnya saat ditemui di Mts Yaketunis, Senin (22/4).
Ujian Mts Luar Biasa Yaketunis seharusnya menggunakan huruf braille, akan tetapi hingga hari Sabtu (20/4) soal berbasis huruf braille tidak kunjung tiba. Alhasil para guru pengawas menunggu hinngga pukul 07.30 WIB untuk melakukan pencetakan soal melalui sistem android yang berasal dari Kementerian Pendidikan pusat, tambahnya.
Sebelumnya MTS Yaketunis telah melaporkan jumlah dari siswa yang hendak mengikuti ujian nasional bersama ini kepada Kementerian Pendidikan. Ada 12 siswa yang turut dalam UN kali ini terdiri dari 11 siswa tunanetra dengan braille dan satu siswa dengan huruf biasa namun diperbesar untuk penyandang penurunan penglihatan (Low Vision).
Mendekati UN Mts Yaketunis diberikan dua pilihan oleh pusat yaitu soal ujian dengan brailee namun pelaksanaan UN diundur 30 April atau tetap hari ini sesuia dengan jadwal Sekolah Menengah Pertama se-Indonesia akan tetapi dengan soal dibacakan oleh relawan.
“Kami memilih pilihan kedua, karena kasian para siswa didik kami telah menyiapkan segala sesuatunya untuk UN ini jauh-jauh hari sebelumnya. Apabila ditunda kan mengganggu psikologis para siswa nantinya,” papar Dania.
Ujian Nasional kali ini, Mts Yaketunis menyiapkan tiga ruangan kelas yang berisikan satu kelas untuk enam siswa dan dua ruangan diisi masing-masing tiga orang siswa. Ini dilakukan agar kondisi tidak terlalu berisik ketika soal dibacakan oleh para relawan. Waktu untuk mengerjakan soal selama dua jam dan 45 menit untuk waktu tambahan.
Salah seorang siswa bernama Muhammad Royan menuturkan, dirinya dan siswa lainnya lebih nyaman mengerjakan soal dengan huruf brailee.
“Karena dengan braille kami sudah terbiasa,akan tetapi soal dibacakan kadang kami kurang mendengar jadi ada beberapa soal diulang-ulang,” tuturnya.
Ujian Nasional untuk Sekolah Menengah Pertama dan setingkatnya berlangsung dari tanggal 22 hingga 25 April 2019. Pelajaran yang akan diujiankan berupa Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris.
Total seluruh siswa SMP dan sederajat Yogyakarta yang mengikuti UNBK mandiri berjumlah 8.003 terbagi dari SMP Negeri dan Swasta. Kegiatan UNBK dilaksanakan pada dua sesi setiap harinya.
Kirim Komentar