Gudeg.net- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati memprediksi bahwa musim kemarau telah mulai memasuki wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak akhir bulan Mei lalu.
Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa mengatakan perubahan cuaca menuju musim kemarau di DIY dapat dikatakan lebih cepat.
“Prediksinya musim kemarau sudah masuk wilayah Yogyakarta sejak bulan April-Mei dan mengalami puncaknya pada bulan Agustus mendatang,” ujarnya, Rabu (19/6).
Ia juga menjelaskan, kemarau yang mulai melanda DIY akan membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan masyarakat terutama kekeringan. Selain itu bencana kebakaran hutan juga dapat menjadi salah satu kekhawatiran bersama.
BMKG Staklim Jogja juga menjelaskan, kemarau ini secara periodik akan menguat setiap bulannya. Sementara, puncak musim kemaraunya diprediksi akan masuk di bulan Agustus 2019.
“Musim kemarau sudah tiba, umumnya wilayah DIY telah masuk musim kemarau pada April dan Mei 2019. Puncak musim kemarau 2019 diprakirakan pada Agustus 2019,” rilis Staklim Jogja melalui media sosial resminya.
Memasuki musim kemarau BMKG menghimbau para warga agar dapat menghemat penggunaan air dan menjauhkan bahan yang mudah terbakar disekitar hutan yang cukup banyak berada di wiilayah DIY.
Selain itu lahan pertanian juga harus dipersiapkan untuk memasuki musim kemarau ini dengan cara persiapan pola tanam yang sesuai dengan kemarau yang minim akan kondisi air.
Dan untuk menanggulangi kekurangan air pada musim kemarau, Pemerintah akan merencanakan dropping air secara berkelanjutan pada wilayah yang membutuhkan seperti Gunungkidul.
Kirim Komentar