Gudeg.net- Ratusan pemuda yang berasal dari sejumlah negara di Asia Tenggara menggelar Deklarasi Pemuda Asia Tenggara seusai menyelenggarakan acara International Jogja Youth Camp 2019 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Sabtu (29/6).
Deklarasi tersebut berisikan seruan tentang saling menjaga keragaman, toleransi dan inklusivitas diantara anak muda yang tergabung dalam negara ASEAN.
Direktur International Office UIN Sunan Kalijaga Achmad Uzair mengatakan kegiatan ini digagas oleh Fakultas Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga.
“Tujuannya adalah untuk menyatukan derap langkah generasi muda mahasiswa dan komunitas pemuda se- Asia Tenggara sebagai calon-calon pemimpin bangsa untuk menggapai masa depan yang lebih baik dalam satu kesatuan visi,” ujarnya.
Achmad Uzair menambahkan, Asia Tenggara merupakan salah satu diantara beberapa daerah paling beragam di dunia. Memiliki banyak tradisi keagamaan seperti Islam, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, Kristen dan keyakinan lainnya, setidaknya tercatat ada 2.197 bahasa yang tersebar di seluruh daerah di Asia.
“Melalui Enjoy Youth Camp 2019 para peserta mendapatkan ruang untuk berkumpul dan berdiskusi untuk menjadikan Asia Tenggara yang lebih inklusif dan mendapat kesempatan yang sama untuk berdiskusi, saling memahami kondisi keberagaman masing-masing negara,” tambah Achmad.
International Youth Camp 2019 ini dihadiri oleh mahasiswa yang berasal dari sejumlah negara di Asian Tenggara dianataranya Philipina, Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Mereka mewakili Universitas Kolej, Universiti Islam Antar Bangsa Selangor, National University of Singapure, Prince of Songkla University.
Ada juga yang berasal dari Thammasat University Lampang Campus, International Islamic University Malaysia, University of Liperpool, Singapure Institute of Technology, University of The Philipines, Diliman.
Ketua Penyelenggra International Jogja Youth Camp 2019 Najib mengutarakan, dengan adanya kegiatan ini kami berharap dapat membangkitkan semangat kepemudaan melalui kebudyaan.
“Pengenalan antar negara melalui kebudayaan adalah hal yang lebih mudah untuk melebur diantara segala perbedaan yang ada diantara kami, oleh karena itu lah salah satu alasan kami selenggarakan kegiata Youth Camp ini,” tuturnya.
Ia berharap wadah jaringan internasional ini dapat memacu partisipasi positif peserta , berinteraksi secara aktif dan membangun pemahaman dialog lintas budaya untuk berkontribusi bagi masyarakat yang inklusif.
Kegiatan yang berlangsung sejak 28-30 Juni 2019 ini berisikan berbagai aktifitas dan program, diantaranya workshop, seminar, cultural event, dan berbagai kompetisi (paper, videografi dan fotografi).
Kirim Komentar