Pendidikan

MOS Mu'allimaat Muhammadiyah Diikuti Siswi se-Indonesia

Oleh : Trida Ch Dachriza / Jumat, 12 Juli 2019 22:32
MOS Mu'allimaat Muhammadiyah Diikuti Siswi se-Indonesia
Siswi-siswi baru Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta saat mengikuti MOS/dok. Mu'allimaat

Gudeg.net—Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta (Mu’allimaat) mengadakan kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) selama lima hari (6-11 Juli 2019) yang diikuti oleh 241 siswi baru yang berasal dari seluruh indonesia.

Sebagai bagian dari MOS, diadakan Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (FORTASI). Merantau jauh dari asalnya, tidak menjadikan semangat kader-kader baru ini kendor. Tekad kuat menjadi sumbu bagi mereka.

“Saya jauh bersekolah ke sini untuk belajar sungguh-sungguh supaya pulang nanti dapat menjadi teladan,” ungkap Musdalifah (6/7), salah satu siswi baru asal Sorong dalam rilis yang diterima GudegNet.

FORTASI merupakan kegiatan yang menuntut siswi untuk aktif berinteraksi. Melalui kegiatan ini mereka belajar untuk memahami perbedaan watak dan sikap antarsiswi. Moral yang ditanamkan adalah untuk menyikapi perbedaan dengan semangat kebersamaan.

Dalam kegiatan ini juga siswi diajarkan untuk menjadi kritis sekaligus menghargai. Dengan bercampurnya siswi dari 34 provinsi se-Indonesia yang kaya akan budaya justru menjadi pembelajaran bagi siswi untuk tahu wawasan nusantara.

“Kami akan mengajak teman-teman kader baru untuk semakin mengetahui lebih dalam Mu’allimaat. Seperti namanya yakni forum ta’aruf diambil bahasa arab yakni ta’arofa yang artinya menjadi lebih tau,” papar Elsa, ketua FORTASI Mu’allimaat dalam sambutannya saat pembukaan (6/7).

Interaksi antarsiswi dengan latar belakang budaya yang berbeda memungkinkan knowledge transfer atau pertukaran pengetahuan terjadi. Khususnya mengenai budaya dan tatanan masyarakat.

Dengan adanya pertukaran kultur dan tumbuhnya semangat kebersamaan dalam perbedaan yang diajarkan sejak dini, di masa mendatang perbedaan diharapkan tidak lagi menjadi momok perpecahan.

 “Saya kaget saat datang ke Jogja karena masyarakatnya (bertutur) lembut,” ungkap Musdalifah lagi.

Walaupun gegar budaya tidak dapat dihindari, tetapi siswi-siswi baru menanggapinya dengan baik. Melalui pengalaman dan penemuan ini lah generasi penerus dapat belajar untuk beradaptasi dan menghargai sejak dini.


0 Komentar

    Kirim Komentar


    jogjastreamers

    SWARAGAMA 101.7 FM

    SWARAGAMA 101.7 FM

    Swaragama 101.7 FM


    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JOGJAFAMILY 100,2 FM

    JogjaFamily 100,9 FM


    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RETJOBUNTUNG 99.4 FM

    RetjoBuntung 99.4 FM


    SOLORADIO 92,9 FM

    SOLORADIO 92,9 FM

    Soloradio 92,9 FM SOLO


    UNISI 104,5 FM

    UNISI 104,5 FM

    Unisi 104,5 FM


    JIZ 89,5 FM

    JIZ 89,5 FM

    Jiz 89,5 FM


    Dapatkan Informasi Terpilih Di Sini