Gudeg.net—Tim Peniliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan demo penerbangan wahana unmaned aerial vehicle (UAV) atau Pesawat Tanpa Awak/Nirawak di Laguna Muara Kali Opak, Bantul (16/7).
Wahana ini diberi nama Amphibi Gama V2. Sesuai namanya, drone berjenis fixed wings ini memiliki kemampuan lepas landas dan mendarat di atas permukaan air maupun di darat.
Amphibi Gama V2 dapat mendarat di air dan darat/dok. UGM
“Pesawat ini mengemban tugas sebagai sistem monitoring dan memetakan kondisi gunung berapi aktif di Indonesia untuk mendukung kesiapsiagaan tanggap bencana,” kata Ketua tim pengembang Amphibi Gama V2, Dr. Tri Kuntoro, Priyambodo, M.Sc, (16/7).
Amphibi Gama V2 dikembangkan setelah Tri Kuntoro mengalami kesulitan saat timnya melakukan pemotretan udara untuk menganalisis potensi dan risiko bahaya banjir di wilayah Tanjung Selor Kalimantan Utara.
Kala itu mereka kesulitan mencari area yang datar dan cukup panjang saat akan melakukan tinggal landas dan mendarat.
“Peluang yang ada adalah memanfaatkan genangan air sehingga munculah pemikiran kalau pesawat UAV yang digunakan harus mampu tinggal landas dan landing di air,”ungkap dosen FMIPA UGM ini.
Pesawat tanpa awak generasi dua ini memiliki kemampun terbang selama kurang lebih 40 menit untuk jangkauan jelajah 40 kilometer.
Dengan kecepatan maksimal 25 meter per detik, ketinggian jelajah maksimal drone mencapai 1.200 meter. Sedangkan kecepatan jelajah pesawat 13 meter per detik dengan kecepatan minimal 8 meter per detik.
Dengan kemampuan ini UAV Amphibi menjadi wahana yang fleksibel untuk memonitor berbagai jenis bencana. Termasuk banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran dan angin ribut.
Pesawat yang dikembangkan dari UAV Gama UX 628 ini memiliki panjang 1.350 mm dengan bentang sayap 2.000 mm. Badan pesawat dibuat menggunakan bahan material komposit dengan kapasitas daya baterai LiPo 11.000 mAh.
Pesawat ini memiliki kapasitas muatan 1,5 kilogram dan beban muatan maksimal untuk tinggal landas seberat 6 kilogram.
“Pesawat ini juga dilengkapi dengan sensor akselerometer, sensor gyroscope, sensor barometer, sensor air speed, serta sistem navigasi GPS” ungkapnya lebih lanjut.
Sistem penggerak yang digunakan motor brushless dan kendali dengan motor servo. Pesawat juga dilengkapi dengan mikroprosesor. Pesawat ini dikontrol menggunakan remot 2.4 Mhz dan sistem komunikasi telemetry 433 Mhz.
Autopilot juga ditambahkan agar mampu terbang secara mandiri untuk memonitor dan memetakan lingkungan sekitar gunung berapi.
(Ki-ka) Prasetya Aditama, Oktaf Agni Dewa, Tri Kuntoro, Faris Yusuf dan Ardi Puspa saat demo Amphibi Gama V2 di Laguna Muara Kali Opak, Bantul (16/7)/dok. UGM
Tri Kuntoro dikembangkan bersama Nur Achmad Sulistyo Putro, S.Si, M.Cs, Ardi Puspa Kartika, S.Si, M.Cs, Faisal Fajri Rahani, S.Si, M.Cs, Prasetya Aditama, S.P, S.Si, Oktaf Agni Dewa, S.Si,M.Cs, serta Faris Yusuf Baktiar, S.Si.
Sebelum Amphibi Gama V2, mereka telah menelurkan sejumlah produk UAV tipe flying wing; UAV Gama Tipe UX 328, UAV Gama Tipe UX 528, UAV Gama Tipe UX 628. Sedangkan tipe fixed wing ada UAV Amphibi Gama V1.
Kirim Komentar