Gudeg.net—Grup band Tanah & Friends baru saja merilis lagu beserta video klip terbaru mereka berjudul “Alamku”, 8 Juni 2021 lalu.
Grup ini berawal di tahun 2012 dari proses belajar dan mengajar tentang musik yang dikhususkan untuk instrumen musik drum secara private, kepada Tanah Liat, penggebuk drum Tanah & Friends, yang berkebutuhan khusus.
Awalnya, band dengan lima personel ini mulai dengan meng-cover lagu-lagu musisi nasional dan internasional.
Kini, grup yang berisikan Tanah Liat (drum), Denny Dumbo (gitar akustik dan vokal), May Mawar (lead gitar), Dodi Irwandi (bass), dan Regita Mayu (vokal) mencoba dan belajar untuk memproduksi karya original.
Tentu proses ini tidak mudah. Menurut May, mencari metode agar rencana dan usaha dalam grup berjalan baik, sangat sulit dan memakan waktu lama.
“Tapi justru di dalam pergaulan kreatif kami adalah menjalani proses musik dengan selalu happy, saling support dalam prosesnya, saling memahami sesama,” ujar May saat bertukar pesan dengan Gudegnet pekan lalu.
Upaya-upaya ini tidak lepas dari peran Trisni Rahayu (Yayuk) dan Ugo Untoro, orang tua Tanah. Mereka tidak pernah putus untuk membimbing dan mengikuti semua proses Tanah, dan memberikan dukungan penuh untuk Tanah & Friends. Ugo Untoro merupakan seniman pelukis yang telah malang melintang di dunia seni.
“Karena adanya Tanah, kami berempat belajar kepadanya tentang mencintai musik, tentang kekhusyukan bermain, tentang bermain musik,” lanjut May.
Di tahun 2020-2021, grup ini mencoba menawarkan karya-karya original mereka ke publik. Untuk menghasilkan karya, mereka melewati proses workshop grup. Dalam pembuatan lirik, mereka saling menyumbang teks. Beberapa teks dipangkas dan disunting hingga menjadi lirik dalam sebuah lagu.
“Lagu ditulis bersama-sama, Tanah Liat juga terlibat dengan cara kita memberikan clue atau pancingan. Aransemen dipimpin Mas Denny Dumbo yang juga pendamping drum Tanah,” cerita May lagi.
Ia melanjutkan, lagu-lagu Tanah & Friends bercerita tentang banyak hal. Bisa tentang tema sosial, bisa juga tentang kritikan. Mereka tidak mematok satu genre untuk grup mereka.
“Sambil belajar dan waktu berjalan, Tanah & Friends akan terus mencoba berkarya dengan bebas, lepas, liar, dan luas,” pungkas May.
Kirim Komentar