Gudeg.net - Melalui program restorasi sosial Gerakan Bangga Penggunaan Aksara Jawa (Gerbangpraja), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman berusaha untuk kembali membangkitkan kembali semangat kebersamaan antarmasyarakat DI Yogyakarta.
“Budaya Jawa adalah jati diri kita,” ujar Bupati Sleman, Sri Purnomo, dalam sarasehan program Gerbangpraja bersama komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Sleman di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Sabtu (20/7).
Menurutnya nilai filosofis yang terkandung dalam budaya jawa penting untuk membangun karakter generasi penerus, terutama di jaman yang serba terbuka seperti saat ini.
Sarasehan ini diberi subtema “Nggugah Rasa Sithik Edhing Lumantar Aksara”. Dalam sarasehan ini turut hadir Dinas Sosial DIY, Untung Sukaryadi.
Ia mengungkapkan, bahwa aksara bukan hanya sebagai identitas masyarakat, lebih dari itu, menurutnya aksara adalah benteng karakter dari sebuah bangsa. Salah satu bentuk restorasi adalah dengan melalui penggunaan aksara jawa sebagai sarana informasi sehari-hari.
“Aksara Jawa harus fleksibel sehingga dapat digunakan untuk menuliskan bahasa-bahasa lainnya,” tutur Untung di kesempatan yang sama (20/7). Dinas Sosial DIY sendiri sudah menyiapkan panduan penulisan aksara Jawa untuk bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Sedangkan Sri Purnomo menambahkan, dengan melestarikan budaya Jawa akan membawa kesejukan serta mengurangi potensi gesekan di masyarakat.
Ia berpendapat bahwa dalam budaya Jawa banyak filosofi seperti istilah sithik edhing yang mengajarkan masyarakat untuk bertoleransi.
Sithik edhing sendiri adalah bahasa sehari-hari untuk menyebut sikap tradisi jawa yang dijunjung program restorasi sosial Gerbangpraja, yaitu teposeliro.
Dalam kesempatan ini pula, Sri Purnomo berkesempatan untuk menyematkan pin pada relawan RAPI sebagai bentuk semangat untuk mensosialisasikan gerakan Gerbangpraja.
Gerbangpraja sendiri sebelumnya dicanangkan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 9 Oktober tahun 2018.
Kirim Komentar