Gudeg.net—Pencapaian ekonomi Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) yang tahun ini berganti nama menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta dengan akronim yang sama mencapai lebih dari 2,3 miliar rupiah.
Perhitungan ini hingga satu hari sebelum penutupan, yaitu tanggal 20 Juli 2019. Keuntungan ekonomi ini juga dirasakan oleh masyarakat lokal.
“Dampak positif juga dapat dilihat dari perputaran ekonomi masyarakat di antaranya terhitung dari data jumlah total transaksi yang terjadi di 57 stan Pasar Seni, 90 stan Pasar Tiban, lebih dari 45 stan kuliner, dan 7 kantong parkir,” ungkap Paksi Raras Alit, Ketua Umum FKY 2019 dalam laporannya saat penutupan (21/7).
Sejumlah Rp470.539.800 diraih oleh Pasar Seni. Pasar Tiban yang hadir hanya setiap akhir pekan saja menyumbang Rp61.044.500. Stan kuliner meraup keuntungan terbesar dengan total pemasukan Rp1.753.927.000.
Selain itu, sembilan kantong parkir yang terdiri dari empat kantong parkir motor dan tiga kantong parkir mobil yang dikelola warga lokal meraup Rp64.236.000.
Dalam festival ‘baru’ ini, tidak kuramg dari 4.000 pelaku seni terlibat. Karya-karya mereka berhasil mendatangkan 146.581 orang yang mengunjungi program FKY. Diperkirakan total 8.600 pengunjung meramaikan FKY tiap tahunnya.
“Harapannya, FKY tetap menjadi acara yang bermanfaat bagi masyarakat Yogyakarta, dan mampu memperkenalkan praktek kebudayaan yang terjadi di sini ke seluruh Indonesia hingga luar negeri,” tutur Paksi.
Penutupan FKY 2019 21 Juli 2019 lalu dilakukan secara resmi secara simbolis. Ditandai dengan penyerahan penyerahan Panji FKY dari Ketua Umum FKY kepada Dra. Yuliana Eni Lestari Rahayu.
Dari Eni Lestari, panji diserahkan kepada Kepala Seksi Seni Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dra. Purwiati.
“Kami ingin FKY menjadi ikon yang selalu dinanti-nanti masyarakat Yogyakarta setiap tahunnya,” tutup Eni Lestari.
Kirim Komentar