Gudeg.net—Hembusan angin menemani setiap langkah cerita yang mengalun bait per bait dari pembacaan cerita pendek (cerpen) yang dibacakan bergantian. Ditemani sinar bulan yang bukan purnama, Sastra Bulan Purnama (SBP) #95 menceritakan penggalan kisah.
Tidak biasa memang pembacaan di agenda satu bulanan Tembi ini membawakan cerpen. Banyak orang lebih terbiasa mendengar puisi dialunkan. Dari 95 kali diadakan, baru dua kali ini cerpen dibacakan.
Bukan tanpa sebab, malam itu tanggal 19 Agustus 2019 adalah peluncuran buku antologi cerpen “Rumah Nin”. Di dalamnya ada 10 kisah pendek yang ditulis oleh penulis yang berbeda.
Dyah Merta, Endah Raharjo, Endah SR, Ida Fitri, Ninuk Retno Raras, Retno Darsi Iswandari, Rosana Hariyanti, Umi Kulsum, Yanti S Sastro Prayitno, dan Yeni Mada membagikan penggalan kisah dalam kepala mereka dalam buku ini.
Judul “Rumah Nin” dipilih dari cerita karangan Rosana Hariyanti sebagai judul buku antologi cerpen ini. Rosana juga membacakan penggalan kisah yang ditulisnya di SBP.
“Saya dan Pak Ons (Untoro) mengumpulkan cerpen untuk dijadikan buku, lalu terpilih cerpen karya Rosana Hariyanti, dosen Universitas Brawijaya, Malang,” jelas Umi Kulsum, salah satu penulis cerpen di antologi cerpen, saat diwawancara selepas SBP.
Tidak ada tema besar dalam antologi cerpen “Rumah Nin” ini. Menurut Umi, ia dan Ons Untoro memang memilih untuk membebaskan tema agar lebih bebas dalam menulis.
Umi sendiri menulis cerpen “Investigasi” yang menceritakan kisah tentang seorang jurnalis yang mengetahui sebuah informasi rahasia mengenai seorang pejabat yang tidak seharusnya diketahui.
Tak hanya Rosana, Dyah Merta juga membacakan penggalan karyanya yang berjudul “Pengantin”, Yanti membacakan karyanya “Sahabat dari Masa Lalu”, Fahtul Wahid membacakan karya Yeni Mada “Rabu Kaba”, Ninuk ditemani Asmarani Februandari membacakan karyanya “Pohon Trembesi Ibu”.
Ida Fitri membacakan penggalan karyanya “Lelaki dari Negeri Bianglala”, dan NurulIndarti memabcakan cerpen milik Endah Raharjo “Pohon Kenanga di Halaman Belakang”.
Endah SR mempersembahkan performance dengan narasi karyanya “Sugar Cougar” dan Rieta En Feata Sugenyi membawakan cerpen karya Retno Darsi “Ramalan Gelap”.
“Pembacaan ini dibawakan dengan penuh penjiwaan. Memberikan hidup di setiap kata-katanya,” ungkap Ons Untoro, saat berkomentar dipenghujung acara.
Pembacaan ini ditutup oleh Rieta dengan pembacaan yang dibuka dan ditutup petikan gitar dan lagu “Love” karya John Lennon.
Kirim Komentar